Assassin's Creed Odyssey
Ubisoft Quebec
Ubisoft
5 Oktober 2018
PS4, Xbox One, Switch, PC
Action RPG
Dewasa
Blu-ray, Digital
Rp 729.000 (Standard)
Rp 849.000 (Omega)
Rp 1.099.000 (Gold)
Rp 2.799.000 (Medusa)
Rp 3.499.000 (Spartan)
Assassin’s Creed, sebuah franchise raksasa milik Ubisoft yang pertama kali diluncurkan pada tahun 2007 untuk menggantikan Prince of Persia yang pamornya meredup kala itu. Sejarah dari berbagai negara telah diangkat ke dalamnya, mulai dari Italia, Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Rusia, India, Tiongkok hingga yang terbaru adalah Mesir. Menuai kesuksesan dari seri Origins yang dirilis tahun lalu, kini mereka kembali dengan nama Assassin’s Creed Odyssey yang berlatarkan Yunani kuno di era bangsa Sparta. Hanya berselang satu tahun pasca perilisan Origins, Ubisoft dianggap hanya melakukan daur ulang aset demi meraup keuntungan dengan nama besarnya. Demi menepis anggapan tersebut, apa saja yang mereka tawarkan pada seri Odyssey?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Story
Assassin’s Creed Odyssey mengambil latar waktu sekitar tahun 431 sebelum Masehi, dimana saat itu tengah terjadi Perang Peloponnesian yang melibatkan bangsa Sparta dan Athena. Cerita akan berfokus pada salah satu dari kedua protagonis Alexios/Kassandra, yang merupakan garis keturunan dari pahlawan legendaris bangsa Sparta, Leonidas.
Sang ayah, Nikolaos, melatih anaknya agar tumbuh menjadi pejuang Sparta yang tangguh. Suatu ketika, adik dari sang protagonis hendak dijadikan persembahan dewa oleh prajurit Sparta dengan cara dijatuhkan dari tebing menuju laut. Sang kakak yang ingin melindungi adiknya, tiba-tiba mendorong prajurit tersebut hingga tewas. Bertanggung jawab atas perbuatan anaknya, sang ayah Nikolaos, terpaksa membuang sang anak ke laut, agar tetap diakui sebagai bangsa Sparta.
Beruntung, sang protagonis selamat dari peristiwa tersebut dan dibesarkan oleh seorang pria bernama Markos. Kini, anak itu telah tumbuh dewasa dan menjadi seorang tentara bayaran. Selama petualangannya di Yunani, ia mendapat permintaan untuk membunuh salah satu pejuang Sparta yang dijuluki sebagai Sang Serigala. Menemukan fakta bahwa targetnya merupakan ayahnya sendiri, terjadi pergolakan batin dalam diri sang protagonis. Akan tetapi, keinginannya untuk mendapatkan jawaban atas asal usulnya, membuatnya tetap memenuhi misi tersebut.
Siapakah Alexios/Kassandra sebenarnya?
Temukan jawabannya dengan memainkan Assassin’s Creed Odyssey!
Gameplay
Di awal permainan, Anda akan diminta untuk memilih tingkat kesulitan dan mode permainan. Odyssey menyediakan dua mode, di antaranya Guided Mode dan Exploration Mode. Pada Guided Mode, Anda akan mendapatkan panduan untuk ikon-ikon dan wilayah pada peta seperti seri AC di masa lalu. Sementara, Exploration Mode menawarkan sensasi eksplorasi mandiri seperti yang Anda jumpai pada seri Origins untuk membuka ruang permainan baru.
Kemudian, Anda akan diminta untuk memilih salah satu dari dua protagonis yang tersedia, Alexios atau Kassandra. Berbeda dengan seri Syndicate yang mengizinkan Anda untuk berganti peran di tengah permainan, pilihan karakter pada game ini berlangsung permanen hingga permainan usai. Terlepas dari siapapun karakter yang Anda pilih, mereka akan memiliki jalur cerita yang serupa dan bertemu karakter pendukung yang sama. Karakter yang Anda pilih akan berperan menjadi kakak, sementara lainnya akan dianggap sebagai adik.
Berikut kami bahas aspek gameplay selengkapnya:
Exploration
Masih menggunakan konsep open world yang sangat luas untuk dijelajahi, Ubisoft menunjuk Yunani kuno sebagai panggung permainannya. Sebagai pemain, Anda diberi kebebasan untuk menentukan aktivitas apa yang akan Anda jalani lebih dulu. Sesi penjelajahan dan eksplorasi masih akan didominasi panjat memanjat bangunan atau tebing dengan teknik parkour yang menjadi ciri khas serial ini. Hanya dengan menahan satu tombol, Anda dapat memanjat dan mendaki berbagai medan dengan rintangan seperti apapun. Begitu pula dengan menuruninya, hanya perlu menahan tombol turun agar karakter tidak jatuh dari ketinggian, yang menyebabkan dirinya terluka.
Peta dalam game ini masih akan dipenuhi beragam ikon legenda seperti quest, kota, desa, harta karun, markas musuh, toko, papan pengumuman, pandai besi hingga jalan rahasia. Anda juga masih dapat melakukan sinkronisasi pada tempat tertinggi dari suatu wilayah untuk mengaktifkan titik Fast Travel. Sebagai moda transportasi darat, Anda akan dibekali seekor kuda bernama Phobos, yang bisa dipanggil kapanpun dengan menahan tombol D-Pad bawah. Implementasinya mengingatkan kami pada serial The Witcher, dimana saat mengendarainya, Anda dapat menahan satu tombol agar Sang kuda dapat berlari secara otomatis mengikuti jalur untuk menuju titik tujuan. Selama berkuda, Anda juga dapat melancarkan serangan menggunakan senjata.
Drachmae merupakan mata uang Yunani pada masa itu, yang dijadikan alat tukar dalam game ini. Anda bisa mendapatkannya dengan memungutnya dari musuh atau mengambilnya dari beragam tempat yang ditandai dengam tanda panah. Drachmae bisa digunakan untuk membeli perlengkapan, persenjataan bahkan meng-upgrade-nya menjadi versi lebih kuat. Sayangnya, harga yang perlu Anda bayarkan untuk melakukan upgrade terbilang cukup mahal, sehingga kami sendiri memilih untuk mendapatkan armor baru daripada menempanya di pandai besi. Dengan menjalani sejumlah quest, kesempatan untuk mendapatkan persenjataan dengan tingkat yang lebih baik bukanlah hal yang mustahil.
Di sisi lain, Ubisoft juga menerapkan sistem transaksi mikro bagi Anda yang memang menginginkan jalur cepat untuk mengembangkan karakter dengan membayarkan sejumlah uang sungguhan. Kendati demikian, hal ini merupakan pilihan pemain dan tak ada keharusan untuk menggunakannya. Ubisoft menerapkan satu mekanisme baru yang akan membuat jalan cerita semakin menarik, yaitu opsi percakapan. Serupa dengan apa yang ditawarkan The Witcher atau Mass Effect, terdapat efek permanen yang mempengaruhi hidup matinya karakter, kondisi lingkungan hingga akhir cerita dari game ini.
Untuk opsi percakapan yang berupa pertanyaan atau topik ramah tamah, teks ditandai dengan warna putih. Sementara, opsi yang memberikan dampak besar, biasanya ditandai dengan warna kuning dan tak jarang ikon kecil di sampingnya. Sebagai contoh, jika Anda memutuskan untuk merengut nyawa NPC pada opsi percakapan, maka mereka tidak akan muncul lagi dalam cerita. Sebaliknya, jika Anda mengampuninya, tak jarang mereka akan muncul kembali di kemudian hari dan memberikan quest tertentu pada Anda. Walaupun belum sekompleks sistem milik The Witcher atau Mass Effect, langkah ini merupakan awal yang baik bagi franchise Assassin’s Creed di masa depan.
Combat
Banyak pihak yang beranggapan bahwa seri Assassin’s Creed telah menyimpang jauh dari akarnya, tak terkecuali seri Odyssey. Anggapan tersebut tidak sepenuhnya salah karena faktanya, kini sisi pertarungannya tak hanya berfokus pada stealth yang mengharuskan Anda mengendap-endap untuk menghabisi lawan. Kendati demikian, Anda masih dapat menjadikannya sebagai salah satu opsi strategi untuk meminimalisir risiko yang akan diterima.
Di sisi lain, pertarungan frontal pada game ini terasa lebih fleksibel dan agresif dari Origins. Tak lagi memfokuskan pertarungan satu lawan satu seperti Origins, Ubisoft menghilangkan equip perisai dan mengubah perspektif kameranya agar pemain dapat lebih bebas menghadapi musuh dalam jumlah banyak. Walaupun tanpa perisai, Anda masih akan berjumpa dengan sejumlah jenis senjata seperti belati, pedang, gada, tombak, busur dan lain-lain untuk menunjang pertarungan. Di samping itu, masih ada opsi parry dan dodge sebagai opsi perlindungan diri dari serangan.
Sesi pertarungannya kini terasa lebih luwes dibanding pendahulunya, bahkan saat melawan musuh dalam jumlah banyak sekaligus. Diperlukan kecekatan pemain dalam mengombinasikan tombol serang dan berguling agar terhindar dari kekalahan. Health bar akan otomatis pulih jika musuh kehilangan jejak atau tak lagi waspada akan kehadiran Anda. Tidak hanya manusia, terkadang musuh binatang pun kerap kali merepotkan karena pergerakannya yang sulit ditebak, seperti anjing, serigala, babi hutan, harimau dan lainnya. Hal ini menimbulkan potensi karakter mati konyol jika tidak waspada terhadap binatang.
Sebelum melakukan infiltrasi ke wilayah musuh, Anda dapat memanfaatkan Ikaros Si Burung Elang untuk menandai lokasi musuh, harta karun, hewan dan lain-lain. Hal ini cukup esensial untuk dilakukan agar Anda terhindar dari pengeroyokan. Sang protagonis dapat melancarkan dua jenis serangan dasar, yaitu serangan lemah yang cepat, namun daya rusak minim, serta serangan kuat yang agak lambat, akan tetapi efektif merusak pertahanan lawan. Masing-masing senjata jarak dekat dan jauh, memiliki empat slot skill pada empat tombol alsi yang bisa digunakan selama pertarungan dan mengonsumsi Adrenaline Point.
Setelah penggunaan, akan ada waktu cooldown sebelum skill tersebut bisa digunakan kembali. Skill-skill ini bisa Anda dapatkan dengan mengalokasikan Ability Point pada menu pause, yang didapatkan dari kenaikan level. Skill yang cukup berguna di awal permainan, di antaranya membubuhkan racun atau elemen api pada senjata, atau merebut tameng lawan dan membuangnya. Untungnya, game ini menyediakan opsi Reset Abilities, yang mana seluruh poin yang telah Anda alokasikan pada Skill Tree, bisa Anda kembalikan dengan membayar sejumlah uang. Maka dari itu, Anda bisa bebas dari kekhawatiran akan gagalnya pengembangan karakter di tengah permainan.
Beralih ke sisi Stealth, Anda masih dapat melakukan Stealth Kill pada musuh berlevel sama atau lebih rendah dari karakter protagonis. Selama musuh tidak menyadari keberadaan Anda, mereka dapat dengan mudah dihabisi dalam satu tombol saja. Untuk memancing mereka ke tempat persembunyian Anda, cukup menekan tombol D-Pad bawah untuk bersiul dan mereka pun akan menghampiri sumber suara. Selain membunuh, Anda juga bisa hanya melumpuhkan mereka agar bisa direkrut dan bergabung menjadi awak kapal. Lain halnya jika bertemu musuh yang levelnya lebih tinggi, Anda hanya dapat melakukan Stealth Attack yang hanya melukainya dan melanjutkan pertarungan secara frontal.
Naval Combat
Selain kuda, kapal laut yang bernama Ardestia merupakan moda transportasi kedua yang bisa Anda kendarai dalam game ini. Agar sesi mengarungi luasnya samudera tidak terasa menjemukan, Ubisoft menyisipkan porsi pertarungan yang memberikan kesempatan pada pemain untuk merasakan sensasi menjadi bajak laut. Sebagai kapten kapal, Anda akan berdiri di atas kapal dan memberikan perintah seperti belok atau menyerang kapal musuh.
Tidak hanya sekedar itu, Anda dapat memperkuat kapal, hingga merekrut dan menentukan awak kapal yang siap berlayar dan bertempur bersama. Cara merekrut awak baru pun cukup mudah, dimana Anda hanya perlu meng-KO musuh tanpa membunuhnya, kemudian memberi ajakan untuk bergabung.
Selama pertarungan laut berlangsung, kapal Anda bisa menembakkan anak panah dan tombak atau menubruk kapal lawan hingga hancur dan tenggelam. Selain itu, jika posisi kapal cukup dekat, Anda dan para awak kapal bisa menginvasi kapal mereka untuk berperang secara frontal untuk membuktikan siapa yang lebih kuat. Setelah berhasil menenggelamkan kapal lawan, akan ada hadiah yang bisa Anda terima darinya. Ubisoft juga tidak melupakan aspek kosmetik untuk kapal Anda. Walaupun tak sampai mengubah bentuk kapal, namun kehadirannya cukup untuk membuat kapal Anda lebih keren dari kapal lainnya.
Mercenaries & Cultist
Ubisoft mengimplementasikan sistem Mercenaries yang serupa dengan sistem Nemesis pada game Middle-earth Shadow of War. Cara kerjanya sendiri seperti mekanisme Wanted pada Grand Theft Auto, dimana pada sisi kanan bawah layar, terdapat indikator helm berwarna merah yang mengindikasikan tingkat buron karakter Anda, dimana puncaknya berada pada level 5.
Para tentara bayaran ini terbagi atas sembilan tingkatan berbeda, yang masing- masing memiliki kemampuan yang berbeda pula. Anda dapat memburu mereka untuk mendapatkan sejumlah hadiah dan naik tingkat. Tentara bayaran ini tersebar di beragam tempat pada peta, yang biasanya ditandai ikon helm di atas kepalanya dan bisa dikategorikan sebagai mini-boss. Para tentara bayaran ini memiliki kekuatan dan kelemahannya masing-masing, seperti bisa membawa hewan, lemah terhadap ra un atau lainnya. Namun, ada satu hal yang perlu Anda ketahui, yaitu tak hanya memburu, karakter protagonis Anda juga akan masuk dalam daftar buruan mereka dan dapat muncul kapan saja selama permainan. Walaupun tak mudah untuk dihabisi, mereka menyimpan hadiah berharga yang pantas Anda raih, seperti senjata atau armor langka misalnya.
Sedikit berbeda dengan Mercenaries, Cultist merupakan sebuah organisasi rahasia yang beroperasi di Yunani dan menyebar di berbagai wilayah, dimana mereka berusaha untuk menciptakan perdamaian di bawah kendali demi memperoleh artifak kuno. Organisasi ini terdiri beberapa anggota yang berperan sebagai ketua dan memiliki anak buahnya masing-masing. Organisasi inilah yang merupakan cikal bakal dari Ordo Ksatria Templar yang Anda kenal pada seri Assassin’s Creed. Anda dapat memburu anggota organisasinya sebagai misi sampingan dengan beragam hadiah di dalamnya.
Presentation
Visual
Saat pertama kali seri Odyssey diumumkan, muncul kekhawatiran bahwa ia hanya akan menjadi duplikat Origins dengan mendaur ulang segala asetnya. Anggapan ini kami nilai wajar mengingat tenggat rilisnya hanya sekitar satu tahun saja. Kendati demikian, terdapat informasi yang mungkin luput dari pantauan gamer. Walaupun mengusung nama Ubisoft sebagai developer dan publisher, faktanya Origins dan Odyssey dikembangkan oleh dua tim yang berbeda, dimana Origins dikembangkan oleh Ubisoft Montreal, sementara Odyssey dikembangkan oleh Ubisoft Quebec. Dengan demikian, hal ini memperkuat fakta bahwa pengembangan Odyssey sudah dimulai jauh sebelum Origins dirilis ke pasaran. Hal ini kami buktikan sendiri dengan melihat langsung dunia Yunani kuno yang ditawarkan game ini.
Mengadopsi dari Origins, presentasi menu pada game ini masih didominasi kotak-kotak menu dengan pointer sebagai alat penunjuknya. Akan tetapi, dunia yang ditawarkan berbanding terbalik dengan Origins yang didominasi gurun pasir, piramida, sphinx dan pantai, Odyssey memperlihatkan sejumlah tempat seperti pegunungan, bukit, gua, padang rumput serta kuil dan bangunan yang begitu megah dan mewah. Hal inilah yang membuat peradaban Yunani kuno dan Mesir kuno begitu berbeda satu sama lain. Dari desain karakternya sendiri, Odyssey terasa lebih variatif yang tidak hanya didominasi satu jenis ras atau warna kulit saja. Baik karakter penting maupun figuran, semuanya memiliki ciri khas yang unik, lengkap dengan pakaian adatnya. Meskipun begitu, bug-bug kecil seperti freeze atau texture pop-up, tak terhindarkan selama permainan. Bahkan, laju kuda Phobos kerap kali terhambat pada objek-objek yang memang cukup besar untuk menghalanginya.
Audio
Untuk meningkatkan atmosfer Yunani yang diusung, Ubisoft memilih aktor dan aktris yang berasal dari Yunani untuk memerankan karakter Alexios dan Kassandra. Michael Antonakos (Alexios) dan Melissanthi Mahut (Kassandra) memerankan kedua protagonis dengan sangat baik hingga berhasil menanamkan kepribadian kuat secara intens, mulai dari sisi drama hingga melemparkan humor secara tepat. Tidak hanya mereka berdua, suara karakter pendukung lainnya seperti Leonidas, Nikolaos, Barnabas, Markos, Hippokrates dan Phoibe pun diperankan secara luar biasa oleh para aktornya.
Sayangnya, hal ini tidak diimbangi oleh kualitas musiknya. Soundtrack yang dihadirkan dalam game ini terhitung kurang istimewa dan mudah terlupakan. Kami justru lebih terhibur mendengar awak kapal yang bernyanyi selama berlayar daripada soundtrack yang mengiringi permainan.
Value
Seri Assassin’s Creed memang telah mengalami evolusi genre dari Action-adventure menuju Action RPG. Ubisoft menawarkan segudang aktivitas dan memberi kebebasan penuh pada pemain untuk menentukan arah permainan. Selain itu, mereka juga mengizinkan pemain untuk membentuk kecenderungan gaya permainan dengan Skill Tree yang mudah diakses. Bahkan, dengan implementasi mekanisme opsi percakapan, melahirkan potensi cabang cerita yang tak pernah Anda duga sebelumnya. Tak hanya sekedar gimmick semata, jawaban yang Anda berikan benar-benar akan memberikan dampak konkret pada kelanjutan cerita atau isi percakapan antar karakter.
Sebagai pemanis, Ubisoft juga menyelipkan kisah asmara bagi karakter protagonis untuk menyegarkan suasana. Sayangnya, Ubisoft belum berani mempertontonkan adegan eksplisit dalam kisah asmaranya karena dapat mengundang kontroversi di kalangan penggemar. Dengan total waktu permainan sekitar 30 hingga 40 jam (belum termasuk aktivitas sampingan), harga yang Anda tebus untuk game ini, sangat pantas jika dibandingkan seluruh konten yang ditawarkan Ubisoft di dalamnya.
Conclusions
Membantah semua tuduhan negatif terhadapnya yang selama ini dianggap sebagai daur ulang, duplikat, reskin, copy-paste atau apapun namanya, Assassin’s Creed Odyssey merupakan game yang sensasional. Walaupun hanya berselang satu tahun dari Origins, terbukti ia mampu menghadirkan pesona yang berbeda yang menghadirkan Yunani kuno sebagai panggung utamanya. Bahkan, Odyssey saat ini telah dinobatkan sebagai serial Assassin’s Creed dengan penjualan terbaik di platform generasi terkini selama masa peluncurannya. Fakta tersebut memunculkan optimisme Ubisoft pada serial ini, yang membuat namanya kian hari kian meroket. Assassin’s Creed merupakan alasan mengapa Ubisoft belum mau melanjutkan serial Prince of Persia hingga kini. Semoga Ubisoft tidak cepat berpuas diri atas prestasi yang telah dicapai atas franchise ini.
Game ini telah tersedia di Play Inc. Store
+ Cerita yang fantastis
+ Protagonis yang kuat
+ Opsi percakapan yang berdampak konkret
+ Pertarungan yang lebih fleksibel
+ Detail Yunani kuno mengagumkan
+ Sulih suara fantastis
- Bug minor visual
- Sidequest repetitif