Scarlet Nexus
Bandai Namco
Bandai Namco
24 Juni 2021
PS4, PS5, Xbox One, Xbox Series, PC
Action RPG
Remaja
Blu-ray, Digital
15 GB
Rp 749.000 (Standard)
Rp 949.000 (Deluxe)
Jenuh mengadaptasi anime populer yang kerap kali berujung kegagalan, akhirnya Bandai Namco menciptakan IP barunya sendiri berjudul Scarlet Nexus. Berbeda dengan game anime lain yang biasanya diserahkan kepada developer pihak ketiga, game ini dikerjakan langsung oleh tim internal Bandai Namco, di mana sebagian besar di antaranya merupakan orang-orang yang pernah terlibat mengembangkan Tales of Vesperia (2008).Â
Apakah Scarlet Nexus berhasil mematahkan kutukan game anime yang sering flop di pasaran?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Story
Alkisah di sebuah era masa depan, hormon psionik telah ditemukan di otak manusia untuk memberi kekuatan ekstra dan mengubah dunia yang kita kenal. Memasuki era baru ini, mutan gila yang dikenal dengan sebutan The Others, mulai turun dari langit untuk memakan otak manusia karena rasa lapar yang tak tertahankan. Para manusia yang punya kemampuan psikokinesis adalah harapan yang tersisa untuk melawan ancaman tersebut.
Yuito Sumeragi, seorang pemuda yang baru saja bergabung dengan pasukan bersenjata khusus yang ditugaskan untuk menjaga perdamaian dunia dari ancaman mutan, yaitu Other Suppression Force (OSF). Ia masuk ke OSF karena terinspirasi oleh orang yang telah menyelamatkan nyawanya saat ia kecil dulu.
Apakah Yuito dapat bertemu kembali dengan sosok misterius tersebut?
Temukan jawabannya dengan memainkan Scarlet Nexus!
Gameplay
Scarlet Nexus adalah judul baru yang dilahirkan oleh Bandai Namco yang mengambil tema Brainpunk sebagai latar ceritanya. Dengan tema ini, otak akan menjadi sorotan utama yang memegang peranan besar dalam permainan maupun cerita. Game ini punya unsur cerita yang kuat serta dibumbui oleh beragam drama dan plot-twist di dalamnya.
Mengusung genre Action RPG sebagai pondasi permainannya, formula ini sebenarnya sudah sangat banyak diadopsi oleh game lainnya. Namun, karena Bandai Namco mengemasnya secara unik dan menarik, ia terasa begitu menyegarkan dibanding game anime lainnya.
Berikut kami bahas aspek gameplay selengkapnya:
Double Protagonists
Scarlet Nexus punya dua protagonis utama, yaitu Yuito Sumeragi dan Kasane Randall. Anda bisa memilih salah satunya di awal permainan sebagai karakter yang akan dikendalikan sampai tamat. Formula ini bukan yang pertama kali bagi Bandai Namco karena mereka pernah menerapkannya pada Tales of Xillia (2012).
Yuito adalah seorang pemuda yang punya sikap ramah kepada siapapun dan cenderung naif. Ia merupakan tipikal karakter protagonis JRPG pada umumnya, di mana ia adalah petarung jarak dekat yang dipersenjatai oleh sebilah pedang katana. Yuito dianugerahi kemampuan psikokinesis yang memungkinkan dirinya melemparkan objek di sekitarnya sebagai proyektil.
Sementara, Kasane adalah tipe gadis yang misterius dan kerap kali bersikap dingin pada siapa saja. Ia dibekali senjata berupa pisau lempar yang memungkinkan dirinya menyerang dari jarak yang agak jauh. Kemampuannya psikokinesisnya sendiri kurang lebih mirip dengan Yuito, di mana ia juga bisa melemparkan objek menggunakan pikirannya.
Yuito dan Kasane punya jalan cerita yang berbeda yang akan saling melengkapi satu sama lain. Meskipun terkadang cerita keduanya saling bersinggungan, Anda wajib memainkan keduanya untuk mendapatkan penjelasan cerita yang lebih baik dari sudut pandang yang berbeda. Siapapun yang Anda pilih lebih dulu tidak jadi soal, karena Anda bisa melanjutkan petualangan karakter kedua melalui fitur New Game Plus menggunakan Clear Save Data dari karakter pertama. Kami sendiri memilih Yuito untuk dimainkan terlebih dahulu.
Adventure
Scarlet Nexus berlatarkan di sebuah negara bernama New Himuka yang terdiri dari kota futuristik seperti Suoh dan Seiran. Semua yang di kota ini terhubung oleh teknologi canggih bernama Psynet yang dikendalikan otak. Serupa dengan JRPG pada umumnya, tempat-tempat di game ini terbagi atas kota dan dungeon. Di dalam kota, Anda bisa berkeliling mencari item atau menerima quest dari NPC. Sayangnya, Bandai Namco masih membawa penyakit lamanya, di mana misi sampingan dalam game ini sendiri terasa kurang menarik seperti mengumpulkan item atau sekedar mengalahkan jenis monster tertentu saja tanpa diperkuat oleh cerita.
Selama berada di kota, Anda tidak bisa menggunakan kemampuan bertarung dan psikokinesis Anda untuk menghancurkan lingkungan sekitar. Anda hanya bisa mengeluarkan pedang dari sarungnya ketika sedang berhadapan monster The Others saja. Meskipun ukuran kotanya terhitung luas, namun tidak banyak aktivitas yang bisa Anda lakukan selain menerima quest atau melanjutkan cerita.
Petualangan yang sebenarnya baru Anda rasakan ketika memasuki dungeon. Desain dungeonnya sendiri terhitung linear dan tidak terlalu kompleks. Anda hanya perlu maju ke depan dan membasmi musuh yang menghadang untuk mencapai titik objektif. Meskipun begitu, terkadang Anda membutuhkan kunci atau meminjam kemampuan anggota OSF lainnya untuk mencari solusi/jalan dalam dungeon. Untungnya, developer menyediakan fitur Fast Travel sehingga Anda bisa keluar masuk kota-dungeon dengan cepat hanya dengan satu tombol saja.
Game ini masih punya sistem save yang agak jadul, di mana Anda bisa menyimpan data permainan saat menemukan Save Point. Meskipun ada fitur Auto-save, namun rasanya kami merasa lebih yakin menyimpannya menggunakan Manual Save. Keberadaan Save Point selalu diikuti oleh keberadaan Shop yang mengizinkan Anda untuk membeli, menjual atau menukar item dengan bahan baku yang Anda dapatkan. Selain itu, Anda juga bisa mengklaim item DLC yang telah Anda beli/peroleh melalui toko ini.
Satu fitur menarik yang disematkan pada toko adalah Wishlist. Jika Anda sedang mengincar bahan baku tertentu untuk menukar item yang diinginkan, cukup tandai dengan fitur ini agar Anda mendapatkan notifikasi ketika telah mendapatkan item yang dimaksud selama permainan berlangsung. Meskipun ini adalah fitur kecil, namun ia sangat membantu kami dalam pencarian item.
Battle System
Game ini menggunakan sistem pertarungan Hack and Slash, di mana pertarungan akan terjadi secara langsung di tempat Anda bertemu dengan musuh tanpa dipisahkan oleh transisi layar loading. Anda bisa melancarkan rangkaian kombo darat maupun udara dengan mengombinasikan serangan cepat, serangan kuat, serangan udara hingga melemparkan objek sebagai proyektil. Untuk menggunakan kemampuan psikokinesis sendiri, Yuito atau Kasane membutuhkan bar ungu yang akan terisi jika Anda terus melancarkan serangan.
Serangan psikokinesis sendiri terbagi dua kategori, antara objek biasa dan objek spesial. Untuk objek biasa, Anda bisa memicunya dengan menahan tombol R2, yang kemudian bisa dilanjutkan dengan serangan fisik. Sementara, untuk melemparkan objek spesial, Anda bisa memicunya dengan tombol L2 apabila objek tersebut tersedia di medan pertempuran. Setelah melemparkan objek spesial, biasanya akan ada sesi Quick Time Event (QTE) yang meminta Anda untuk menggerakkan analog kiri, kanan atau bahkan keduanya, untuk menghasilkan daya rusak yang lebih besar.
Fitur Adaptive Trigger dalam game ini lumayan terasa saat Anda melakukan serangan psikokinesis, di mana berat tombol R2 tergantung dari berat barang yang sedang Anda gerakkan. Sementara, tombol L2 akan memberikan sinyal getaran setiap ada musuh yang siap untuk dieksekusi menggunakan serangan Brain Crush. Sayangnya, game ini tidak menghadirkan sistem Combo Rank seperti Devil May Cry atau Bayonetta, di mana seharusnya fitur ini bisa membuat pemain merasa tertantang untuk membuat kombo sekreatif dan seefektif mungkin dalam menghabisi musuh.
Selama petualangan, Yuito akan didampingi beberapa anggota OSF yang akan menjadi karakter party. Apabila ada lebih dari dua karakter pendamping yang ikut, karakter tersebut akan non-aktif di belakang layar. Game ini tidak memberi Anda kebebasan untuk berganti peran dengan karakter party lainnya seperti serial Tales karena anggota OSF lainnya hanya hadir sebagai NPC. Kendati demikian, Yuito bisa meminjam kemampuan masing-masing karakter untuk diaplikasikan kepada dirinya. Bahkan, Anda juga bisa meminjam kekuatan karakter yang sedang tidak aktif sekalipun.
Sebagai contoh, jika ada Hanabi di dalam party Anda, Yuito bisa meminjam kekuatannya untuk menyuntikkan elemen api pada pedangnya. Lalu, ada Kagero yang bisa membuat tubuh karakter Anda menjadi tembus pandang dan memberi kesempatan untuk melakukan Backstab pada lawan. Tsugumi bisa membantu Anda untuk mencarikan titik lemah lawan dan melihat musuh yang transparan. Sementara, Luka dapat meminjamkan kemampuan teleportasinya agar Anda bisa mengakses tempat yang tertutup oleh jeruji besi.
Satu kemiripan yang dimiliki oleh game ini dengan Tales of Vesperia adalah bagaimana sistem pertarungannya berkembang dari yang awalnya sederhana menjadi semakin kompleks dan banyak variasi. Hal ini berkat hadirnya sistem skill tree bernama Brain Map yang mengizinkan Anda untuk membuka ragam kemampuan baru dengan mengalokasikan sejumlah Brain Point (BP) yang didapat dari kenaikan level karakter.
Dengan ekspansi skill ini, Anda bisa membuka ruang baru untuk mengombinasikannya dengan serangan fisik maupun psikokinesis sehingga pertarungan akan berjalan kian dinamis. Dengan tipe musuh yang kian beragam di tiap dungeon, Anda membutuhkan strategi yang berbeda-beda untuk mengalahkannya. Ada musuh yang punya cangkang tebal dan tidak bisa dilukai sampai cangkangnya hancur, kemudian ada pula musuh yang mengurung otaknya di dalam kandang ketika Anda mendekatinya dan masih banyak tipe musuh lainnya.
Seiring berjalannya permainan, Anda akan diperkenalkan dengan beragam fitur baru seperti Brain Crush, Brain Drive, Brain Field dan lain-lain. Brain Crush adalah serangan pamungkas dari Yuito/Kasane untuk menghancurkan otak musuh yang menyeruak keluar dari tubuhnya. Serangan ini bisa Anda picu dengan tombol L2 ketika Crush Gauge yang berwarna kuning milik musuh telah terkuras habis. Animasi dari serangan Brain Crush tampak sangat keren dan berbeda dari setiap musuh yang Anda eksekusi.
Kemudian, ada Brain Drive yang merupakan kondisi di mana karakter Anda akan bertambah semakin kuat ketika Brain Gauge berwarna ungu terisi penuh setelah melancarkan atau menerima serangan. Aktivasi Brain Drive terjadi secara otomatis yang ditandai dengan perubahan wujud karakter yang menutup wajahnya menggunakan topeng hitam.
Bond Episode
Di antara fase cerita utama, developer menyelipkan sebuah sesi istirahat bernama Standby Phase yang mengizinkan Anda untuk menyelesaikan ragam side-quest atau mempererat ikatan persahabatan antara sang protagonis dengan anggota OSF lainnya melalui Bond Episode. Setiap anggota OSF punya enam level kedekatan yang akan naik ketika Bond Episode ini terpicu. Untuk bisa meningkatkan keeratan tiap karakter, Anda harus sering mengajak karakter yang bersangkutan berpetualang dan bertarung bersama dalam tim atau memberinya hadiah kesukaannya di masa rehat. Namun, untuk tiap jenis hadiah, Anda hanya bisa memberikannya satu kali saja, apabila lebih dari itu, ia tidak akan memberikan efek apapun.
Anda bisa memicu adegan Bond Episode dengan cara mengajak karakter berbicara atau membalas pesan mereka. Bond Episode ini terjadi secara berkala setiap Standby Phase dan Anda bisa memicu lebih dari satu karakter untuk dalam setiap fase. Setiap kenaikan Bond Level, skill baru dari karakter yang bersangkutan akan terbuka dan bisa Anda gunakan selama pertarungan. Sayangnya, pada setiap adegan Bond Episode, Anda tidak diberikan pilihan dialog seperti pada Persona, sehingga Anda harus puas menyaksikan kedekatan karakter secara pasif.
Presentation
Visual
Datang dari tim developer Tales of Vesperia, Scarlet Nexus ditenagai oleh Unreal Engine 4 yang kualitasnya sudah teruji di segala jenis game, mulai dari Action, Adventure, RPG, Fighting dan lain-lain. Mengusung tema Brainpunk dengan latar masa depan, game ini menyajikan kualitas visual yang sangat indah untuk ukuran game anime. Baik dunia maupun karakternya dirancang dengan begitu apik sehingga memainkan game ini terasa seperti menonton anime berkualitas tinggi.
Untuk sebagian orang, penyajian cerita ala visual novel atau skit ini mungkin akan terasa kaku dan kurang intuitif. Namun, bagi kami yang memang sudah terbiasa memainkan serial Tales dan game anime lainnya, penyampaian cerita Scarlet Nexus masih tergolong baik dan cukup efektif karena ia tidak hanya menampilkan potret karakter saja tetapi juga diperkuat oleh gambaran adegan tiga dimensi di belakangnya walaupun dalam bentuk statis.
Audio
Pertama kali masuk ke dalam game ini, kita langsung disambut oleh video animasi pembuka yang dengan iringan lagu “Dream In Drive” yang dibawakan oleh band rock asal Jepang, The Oral Cigarettes. Dari lagu pembuka ini saja, kami sudah bisa merasakan bahwa Scarlet Nexus adalah game dengan biaya pengembangan yang cukup tinggi.
Setelah masuk ke dalam permainan, Anda akan dimanjakan oleh ragam musik bertema futuristik yang sangat nyaman didengarkan oleh telinga. Penempatan musiknya terasa tepat di setiap momen, baik dalam pertarungan, percakapan hingga waktu santai di markas. Game ini didukung oleh dua jenis sulih suara, yaitu Bahasa Inggris dan Jepang. Keduanya memiliki kualitas yang sangat baik dalam menyampaikan emosi setiap karakternya.
Value
Setelah berkali-kali mengalami kegagalan dengan game anime, akhirnya Bandai Namco benar-benar menemukan formula yang tepat pada Scarlet Nexus. Hadir dengan dua pilihan protagonis dengan jalan cerita yang berbeda, game ini benar-benar menawarkan pengalaman bermain yang sangat menyegarkan dibanding game-game anime lainnya. Bahkan, jika melihatnya dari perspektif Action RPG, game ini juga punya beragam daya tarik yang sulit untuk Anda kesampingkan.
Yang menarik dari Scarlet Nexus adalah bagaimana game ini bisa mengintegrasikan dengan animenya yang tayang mulai bulan Juli ini. Di setiap episode animenya nanti, Anda ditantang untuk menemukan kode rahasia yang bisa Anda masukkan di dalam game untuk mendapatkan hadiah. Sebuah strategi pemasaran yang menurut kami cukup brilian.
Conclusions
INI DIA! Inilah game anime yang sudah lama kami dambakan kehadirannya. Kami sendiri cukup terkejut dengan hasil akhirnya karena ternyata Bandai Namco masih sanggup membuat game anime yang berkualitas seperti Scarlet Nexus. Terlepas dari beberapa kekurangan minornya, Scarlet Nexus bukanlah game anime low-budget yang dibuat setengah hati hanya sekedar untuk fan-service semata.
Hampir semua aspek di dalam game ini terasa begitu solid dan sangat baik, mulai dari cerita yang penuh intrik, latar dunia futuristik yang menarik, interaksi antar karakter yang membuat pemain menjadi simpati, sistem pertarungan yang adiktif dan memuaskan, visualisasi yang cantik dan kaya akan efek visual, musik yang sangat keren hingga terngiang-ngiang di kepala kami hingga sistem dua protagonis yang membuat perjalanan Anda terasa berbeda satu sama lain. Sejauh ini, Scarlet Nexus adalah game anime terbaik tahun ini. Kami berharap semoga saja formulanya bisa diterapkan kepada franchise game anime lainnya seperti Sword Art Online misalnya.
+ Gameplay yang adiktif dan variatif
+ Cerita yang cukup dalam
+ Pembentukan karakter sangat baik
+ Interaksi antar karakter
+ Visualisasi menawan
+ Soundtrack luar biasa
+ Dua perspektif berbeda
+ Bond Episode cukup menarik
- Tanpa fitur Combo Rank
- Side Quest repetitif