Kena: Bridge of Spirits
Ember Lab
Ember Lab
21 September 2021 (Digital)
TBA 2021 (Fisik)
PS4, PS5, PC
Action-adventure
Semua umur
Digital
17 GB
Rp 579.000 (Standard)
Rp 699.000 (Deluxe)
Bagi Anda yang sudah berkecimpung di industri video game, pasti masih merasa asing atau bahkan belum pernah mendengar nama perusahaan Ember Lab sebelumnya. Hal itu cukup wajar mengingat perusahaan yang didirikan oleh kakak beradik Mike dan Josh Grier ini memang berawal dari sebuah studio animasi yang membuat iklan untuk perusahaan besar.
Setelah memupuk pengalaman selama kurang lebih satu dekade, kini untuk pertama kalinya, Ember Lab memberanikan diri untuk menciptakan judul video game pertamanya. Berkat kerjasama eksklusif yang mereka jalin bersama Sony Interactive Entertainment, akhirnya tim Ember Lab berkembang menjadi 15 orang dan berhasil mewujudkan proyek video game perdana mereka, yaitu Kena: Bridge of Spirits.
Diperkenalkan sejak tahun lalu melalui program State of Play dan sempat mengalami penundaan perilisan, apakah game ini memang pantas untuk diantisipasi?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Story
Game ini bercerita tentang Kena, seorang Pemandu Roh muda yang sedang melakukan perjalanan ke desa terbengkalai untuk mencari kuil gunung suci. Dia berjuang untuk mengungkap rahasia komunitas yang terlupakan ini yang tersembunyi di hutan belantara, di mana banyak roh yang tertahan untuk menuju dunia sana.
Saat tengah membantu para roh tersebut, Kena mengetahui fakta bahwa mereka tengah melakukan sesuatu sebelum terjadi sebuah peristiwa yang dipicu oleh Kuil Gunung Suci. Kena pun mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi agar bisa menghentikan bencana berikutnya.
Apakah sebenarnya yang menanti Kena di Kuil Gunung Suci?
Temukan jawabannya dengan memainkan !
Gameplay
Kena: Bridge of Spirits adalah game Action-adventure dengan perspektif orang ketiga sebagai sudut pandangnya. Sesuai nama judulnya, di game ini Anda akan mengendalikan seorang gadis bernama Kena yang dianugerahi kemampuan ajaib. Ia dibekali senjata berupa tongkat untuk melancarkan serangan jarak dekat yang terbagi atas tiga jenis serangan, yaitu Light, Heavy dan Charge Attack. Nantinya, tongkat ajaib ini bisa berubah bentuk menjadi busur agar Anda bisa melepaskan anak panah dari kejauhan.
Berikut kami bahas aspek gameplay selengkapnya:
Game ini mengingatkan kami pada masa-masa kejayaan PS2, di mana pada era itu banyak sekali game Action-platformer berkualitas dengan tema dan karakter yang lucu. Anda akan berpetualang di sebuah dunia misterius yang sebagian besar dihiasi oleh hutan belantara. Hutan-hutan yang seharusnya ditumbuhi pohon rindang dan hijau ini dirusak oleh tanaman terkutuk berwarna merah yang bisa melahirkan monster jahat. Untuk itulah, Kena bertugas untuk memurnikan kembali tanaman terkutuk ini agar dunia ini bisa kembali suci.
Formulanya sendiri terbilang klise, di mana si baik yang ingin menyalamatkan dunia dari ambisi si jahat. Inti permainannya terletak aksi platformer, di mana selain berlari dan melompat, Kena juga akan memanjat tebing dan memecahkan beberapa teka-teki sederhana dengan bantuan makhluk hitam mungil bernama Rot.
Makhluk ini akan menemanimu sepanjang permainan dan bisa Anda temui di berbagai area. Setelah mencapai jumlah tertentu, Rot akan naik level dan membuka peluang kemampuan baru. Selain mengumpulkan Rot, Anda juga bisa mengumpulkan dua sumber daya lain, yaitu karma dan kristal. Karma berguna untuk membeli upgrade kemampuan baru Kena, sementara kristal untuk membeli item kosmetik bagi Rot.
Di sepanjang permainan nanti, Anda akan menemui dua peralatan baru, yaitu busur dan bom. Selain sebagai senjata, busur juga bisa Anda gunakan sebagai alat berpindah tempat dengan menembakkannya pada bunga biru, kemudian ia akan menarik Kena dengan tali roh.
Secara keseluruhan, dunia yang ditawarkan game ini sangatlah indah. Dengan ukuran yang tidak terlalu besar, tetapi juga tidak kecil, membuatnya terasa pas untuk dieksplorasi. Namun, ada satu keluhan yang kami alami di mana navigasi peta dalam game ini terbilang merepotkan. Berkat absennya mini-map atau penunjuk arah saat permainan berlangsung, kami berkali-kali harus membuka peta untuk memastikan apakah Kena sudah menuju ke arah tujuan. Selain itu, bentuk petanya sendiri terbilang membingungkan karena tidak memberikan perbedaan antara jalan yang bisa dilalui dan tidak.
Padahal, fitur navigasi ini sangat penting sekali di game-game modern, apalagi dengan bentuk dunia yang mayoritasnya ditumbuhi pepohonan dan semak belukar, mereka terlihat mirip satu sama lain sehingga akan dengan mudahnya membuat Anda tersesat.
Battle
Sebagian besar gamer mungkin akan terkecoh oleh penampilan visualnya yang imut serta menggemaskan dan menganggapnya sebagai game yang mudah untuk ditaklukkan. Anggapan tersebut bisa kami pastikan keliru karena Kena: Bridge of Spirits bukanlah game yang mudah, bahkan dalam tingkat kesulitan Spirit Guide (Normal).
Sesi pertarungan menjadi salah satu bagian paling menantang dari game ini karena Anda akan sering menemui layar game over, terutama saat pertarungan boss. Sistem pertarungannya sendiri sebenarnya cukup sederhana. Kena dibekali oleh tongkat untuk serangan jarak dekat dan busur panah untuk serangan jarak jauh. Di awal permainan, Anda belum mendapatkan akses untuk menggunakan busur, maka dari itu tongkat menjadi satu-satunya senjata yang bisa diandalkan.
Kena bisa melakukan aksi dasar yang cukup umum seperti serangan lemah, serangan kuat, berguling, melompat dan bertahan. Saat bertahan, akan muncul lingkaran aura yang mengelilingi tubuh Kena untuk melindungi dirinya. Namun, aura ini pun memiliki batasan bar yang akan terkuras jika terus menerus menerima serangan. Selain bertahan, Kena juga bisa melakukan Parry apabila Anda berhasil menekan tombol bertahan sesaat sebelum serangan musuh masuk. Hal ini akan membuat lawan terpental dan membuka ruang untuk melakukan serangan balasan.
Kehadiran Rot tidak sekedar sebagai pengikut belaka. Mereka juga bisa membantu Anda dalam pertarungan ketika Courage Meter yang berbentuk bulat merah telah terisi. Rot bisa mengalihkan perhatian musuh atau menyerap tanaman biru untuk memulihkan kesehatan Kena. Semakin tinggi level Rot, akan semakin banyak aksi yang bisa mereka lakukan dan bertambah pula Courage Meter-nya.
Presentation
Visual
Pengalaman Ember Lab sebagai studio animasi, membuat mereka cukup percaya diri untuk menyajikan visual game ini layaknya sebuah film animasi ala Pixar. Berkat itulah, Kena langsung memikat banyak orang, termasuk kami, sejak pandangan pertama.
Model karakter Kena dan makhluk mungil Rot, tampak begitu menggemaskan, sehingga membuat kami betah berlama-lama memainkannya. Beberapa desain monster, terutama boss, juga patut mendapat acungan jempol, karena berhasil memberikan efek mencekam yang membuat kami sedikit ketakutan saat menghadapinya. Satu yang menjadi sorotan utama adalah kualitas cutscene yang sangat cantik, persis seperti menonton film animasi. Ia benar-benar terasa hidup untuk menjaga alur permainan tetap seimbang.
Secara keseluruhan, performa visualnya berjalan stabil dan mulus, tanpa adanya kendala teknis yang berarti, namun, ia tetap memiliki celah. Meskipun dunia yang disajikannya tergolong cantik dan indah, lama kelamaan kami mulai jenuh dengan tema hutan yang ditawarkan karena mirip dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Pun demikian dengan gerakan animasi Kena yang kadang terasa tidak alami, terutama saat ia melakukan Double Jump.
Audio
Tak bisa kami pungkiri bahwa ada perasaan bangga tersendiri ketika mengetahui bahwa game ini melibatkan talenta berbakat dari Indonesia, yang dalam hal ini merujuk pada penyulih suara sang karakter utama, Dewa Ayu Dewi Larassanti serta Sanggar Seni Cudamani asal Bali yang mengisi aspek musik pengiringnya.
Menurut kami, Ayu cukup berhasil memerankan karakter Kena dengan sangat baik. Kualitasnya tidak kalah dengan penyulih suara yang mungkin sudah terbiasa mengisi suara karakter di film animasi lain. Sementara, alunan alat musik gamelan dari Sanggar Cudamani benar-benar membuat bulu kuduk kami berdiri saat memainkannya. Hal ini membuat kami serasa sedang berpetualang di daerah Bali, padahal dunianya sendiri sama sekali tidak mengadaptasi unsur kebudayaan Bali.
Value
Adanya unsur Indonesia dalam sebuah video game yang dirilis secara Internasional, selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi kami. Entah itu staff yang terlibat, adaptasi budaya, penggunaan Bahasa Indonesia sebagai subtitle dan lain sebagainya, hal tersebut memunculkan perasaan bangga saat memainkannya.
Namun, terlepas dari hal di atas, Kena: Bridge of Spirits menawarkan rasa nostalgia yang sudah lama hilang sejak era PS3 bergulir, di mana jenis game seperti ini sudah sangat jarang untuk ditemui. Bagi kami, kehadiran Kena bagaikan sebuah oase karena sudah terlalu lelah dengan game-game bertema berat yang punya durasi permainan hingga ratusan jam. Total durasi permainan game ini sendiri tidak terlalu panjang dan relatif singkat, namun dengan hadirnya fitur Photo Mode sejak perilisannya, Anda akan dibuat sibuk mengabadikan momen terbaik dengan mencari pemandangan terindah dalam game ini.
Conclusions
Memainkan Kena: Bridge of Spirits seperti menemukan pengalaman menyenangkan yang sudah lama hilang. Dengan tempo permainan yang cepat, lugas dan tidak banyak basa-basi, Anda selalu tertantang untuk menelusuri dunianya yang penuh misteri serta bereksperimen menggunakan peralatan yang dimiliki Kena.
Meskipun game ini melibatkan talenta dari Bali, Indonesia, namun hal itu tidak lantas membuat kami dengan mudahnya memberikan nilai sempurna untuknya. Kena: Bridge of Spirits adalah game petualangan yang sangat bagus di mata kami dan sangat kami rekomendasikan untuk Anda, akan tetapi ia tetap memiliki beberapa kekurangan yang membuatnya masih jauh dari kata sempurna.
+ Pertarungan cepat dan menantang
+ Eksplorasi yang menarik
+ Teka-teki kreatif
+ Rot yang menggemaskan
+ Banyak item koleksi
+ Visualisasi memesona
+ Dunia yang indah dan cantik
+ Sulih suara yang solid
+ Musik gamelan luar biasa
+ Hadirnya fitur Photo Mode
- Navigasi peta merepotkan
- Cerita terlalu sederhana
- Karakter pendukung kurang berkesan
- Ukuran subtitle terlalu kecil