Marvel's Guardians of the Galaxy
Eidos Montreal
Square Enix
26 Oktober 2021
PS4, PS5, Xbox One, Xbox Series, Switch, PC
Action-adventure
Remaja
Blu-ray, Cartridge, Digital
41.25 GB (PS5)
44.89 GB (PS5)
Rp 879.000 (Standard)
Rp 1.029.000 (Deluxe)
Bicara soal adaptasi game superhero, tahun lalu kita sempat kedatangan sebuah judul yang cukup ambisius dari Square Enix dan Crystal Dynamics, yaitu Marvel’s Avengers. Sayangnya, berkat desain game yang salah, gameplay yang repetitif, jadwal update yang tidak jelas hingga model bisnis yang terlalu kapitalis, akhirnya membuat game tersebut ditinggal pemainnya secara prematur.
Namun, kegagalan tersebut tidak membuat Square Enix patah arang. Belajar dari pengalaman dan mencoba untuk menebus dosa, akhirnya mereka kembali mengadaptasi sebuah serial superhero milik Marvel ke dalam bentuk video game. Kini, mereka mengambil ruang lingkup yang lebih kecil dari Avengers, namun tetap memiliki daya tarik tersendiri berkat popularitas yang diraih dari film layar lebarnya, yaitu Guardians of the Galaxy. Apakah game ini akan bernasib sama dengan Avengers atau malah justru mampu membalikkan keadaan dan tampil lebih baik?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Story
The Guardians of the Galaxy adalah sekelompok superhero yang terdiri dari Peter Quill (Star-Lord), Gamora, Drax The Destroyer, Rocket Raccoon dan Groot. Meskipun kelimanya berasal dari ras yang berbeda dan terkadang sering cekcok satu sama lain, namun mereka semua saling membutuhkan satu sama lain.
Tidak seperti mayoritas superhero yang punya misi ingin menyelamatkan dunia dari kejahatan, mereka hanya ingin meraih popularitas dan kekayaan. Saat menjalani misi-misi berbahaya memburu monster langka di zona karantina, mereka pun terseret pada serangkaian peristiwa dan bencana sampai akhirnya berurusan dengan polisi luar angkasa bernama Nova Corps.
Apakah Star-Lord dan kawan-kawannya dapat keluar dari masalah yang datang bertubi-tubi ini?
Temukan jawabannya dengan memainkan Marvel’s Guardians of the Galaxy!
Gameplay
Marvel’s Guardians of the Galaxy (GOTG) dikembangkan oleh developer yang berbeda dari Marvel’s Avengers. Game ini ditangani oleh Eidos Montreal, studio yang bertanggungjawab atas game Deus Ex dalam satu dekade terakhir. Square Enix memutuskan untuk membuang fitur-fitur yang mendapat kritikan pedas dari Avengers seperti Microtransactions, Multiplayer, Online Mode, Game as a Service dan Loot Items, sehingga game ini murni menjadi game Single-player Offline yang menitikberatkan pada Story-driven, seperti halnya serial Tomb Raider.
Untuk Anda yang menyukai franchise ini tetapi tidak terlalu mahir dalam memainkan game action, tidak perlu cemas karena terdapat pilihan tingkat kesulitan yang bisa Anda pilih mulai dari “We Got This” (Easy), “We Got This… Probably” (Normal), “We Don’t Got This!” (Hard) sampai yang tersusah “We Do it Our Way” (Expert). Menurut kami, pemilihan nama tingkat kesulitannya sendiri cukup unik dan menggambarkan selera humor dari franchise ini.
Berikut kami bahas aspek gameplay selengkapnya:
Characters
Ceritanya sendiri dimulai melalui kilas balik masa remaja Peter, di mana ia merupakan fans berat dari band-band rock yang terkenal saat itu. Ia pun sempat berbincang-bincang dengan ibunya, Meredith Quill, sampai akhirnya ia dibangunkan dari tidurnya oleh Drax.
Star-Lord adalah pimpinan dari kelompok ini yang terdiri dari lima orang, di antaranya ada Gamora yang pembunuh paling mematikan di seluruh galaksi, Drax si penghancur, Rocket si rakun jenius dan terakhir ada Groot si manusia pohon yang hanya bisa mengucapkan kalimat “I’am Groot”.
Dalam game ini, sudut pandang cerita akan dilihat dari perspektif sang tokoh utama, Peter Quill (Star-Lord). Di sepanjang permainan, Anda hanya diberikan kendali penuh untuk Peter Quill tanpa adanya opsi untuk berganti peran dengan empat rekan lainnya.
Di sepanjang permainan, akan ada banyak sekali percakapan yang terjadi, baik itu dalam cutscene cerita, eksplorasi hingga pertarungan berlangsung. Dalam setiap percakapan mereka, sering kali ada perbedaan pendapat yang tidak jarang menimbulkan cekcok di antaranya, terutama Star-Lord dan Rocket.
Sebagai pengendali Star-Lord, di beberapa kesempatan, Anda akan diminta memberikan respons terhadap pertanyaan yang dilontarkan orang-orang sekitar. Bahkan, di beberapa percakapan, tersedia juga opsi yang membuat Anda diam tanpa memberikan tanggapan apapun.
Jawaban yang Anda berikan nantinya akan berimplikasi pada relasi antar karakter, seperti apakah mereka akan senang, marah atau reaksi kocak lainnya. Ceritanya secara keseluruhan tidak bisa dibilang luar biasa, namun interaksi yang mereka bangun melalui percakapan, tindakan atau sekedar melemparkan lelucon justru membuat Anda merasa lebih dekat dengan mereka.
Berkat adanya opsi jawaban, hal ini membuat permainan terasa menghibur dan dinamis sehingga Anda akan dibuat penasaran seperti apa reaksi ketika memilih jawaban lainnya atau tidak menjawab sama sekali. Untungnya, ada opsi Chapter Select yang bisa Anda akses lewat menu utama setelah menyelesaikan chapter yang bersangkutan.
Exploration
Berbeda dengan Spider-Man atau Avengers, di mana Anda diberi kebebasan untuk menjalankan misi sesuai keinginan, GOTG adalah sebuah game linear, seperti halnya Uncharted. Anda akan dibawa berpetualang sesuai chapter-chapter yang sudah berurutan dari awal hingga akhir. Bahkan, saking linearnya, tidak ada fitur peta yang mengizinkan Anda mengetahui seberapa besar area yang sedang Anda jelajahi.
Berkat absennya fitur peta, developer secara cerdas menempatkan beberapa collectibles di rute-rute rahasia yang sangat mungkin Anda lewatkan begitu saja. Oleh karena itu, Anda harus rajin-rajin menghampiri setiap sudut yang ada karena jika ada satu collectibles yang terlewat, Platinum Trophy akan menjadi lebih sulit untuk Anda raih.
Kami sendiri sebenarnya tidak keberatan dengan desain linear yang diusung oleh game ini karena hal ini justru membuat kita lebih fokus menjalankan satu misi tertentu tanpa terdistraksi oleh misi sampingan yang biasanya disematkan pada game-game open-world demi memperpanjang durasi permainan.
Walaupun dibuat linear, akan tetapi sesi eksplorasi di sini cukup unik dan tidak membosankan karena Star-Lord terkadang membutuhkan bantuan anak buahnya untuk melewati rintangan yang ada, seperti Groot yang bisa membuat jembatan dari tubuhnya, Gamora yang bisa memotong objek, Drax yang bisa memindahkan benda berat sampai Rocket yang bisa meng-hack sistem keamanan.
Combat
Star-Lord sendiri dibekali beberapa gadget seperti Elemental Gun, Jet Boots dan Visor. Star-Lord sendiri adalah tipikal karakter yang menyerang dari jarak jauh dengan pistol kembarnya. Pistolnya sendiri tidak punya batasan peluru, namun akan ada saatnya pistol tersebut overload dan Anda harus menunggu beberapa saat untuk menggunakannya kembali. Namun, apabila Anda bisa menekan tombol reload sesuai garis hijau, ia akan terisi penuh secara instan. Selain menembak, Star-Lord juga bisa melancarkan serangan melee berupa pukulan atau tendangan, namun itu bukan sebagai serangan utama.
Dari empat Guardians yang ada, masing-masing punya spesialisasi di bidang pertempuran. Gamora yang ahli dalam pertempuran jarak dekat yang memiliki kecepatan tinggi dan menebas apapun di hadapannya. Sementara, Drax adalah garda terdepan untuk menerobos pertahanan musuh. Rocket bertarung dengan bom dan bisa meledakkan beberapa musuh sekaligus, terakhir adalah Groot yang punya daya tahan terkuat dan bisa menahan laju musuh sehingga lebih mudah untuk Anda bidik.
Seperti yang sudah kami utarakan sebelumnya, Anda hanya bisa mengendalikan Star-Lord seorang diri, baik selama eksplorasi maupun pertarungan. Namun, keempat kompatriot lainnya tetap akan bertarung bersama Star-Lord yang digerakkan oleh AI. Sebagai pimpinan, tentu saja Anda bisa memberikan perintah kepada para anak buah untuk melancarkan skill spesifik yang bisa mereka lakukan. Implementasi sistem ini agak mirip dengan Kingdom Hearts, di mana Sora bisa memberi perintah pada Goofy dan Donald untuk melancarkan skill. Anda hanya bisa mengalokasikan satu skill per partner dan skill ini berbasiskan cooling down. Jadi, Anda tidak bisa menggunakannya secara terus menerus dan harus menunggu beberapa saat lagi untuk menggunakannya kembali.
Yang menarik, game ini menyuntikkan fitur unik bernama “Team Huddle”, di mana saat tim Anda sedang kesulitan dan hampir kalah, Star-Lord bisa memanggil dan mengumpulkan para Guardians untuk memberikan motivasi kepada mereka. Jika Anda memilih kalimat motivasi yang tepat, kelima karakter ini akan mendapatkan buff berupa peningkatan serangan dan pertahanan, namun jika salah, hanya Star-Lord saja lah yang mendapatkan buff ini.
Presentation
Visual
Presentasi visual Marvel’s Guardians of the Galaxy bisa dibilang salah satu yang terbaik di tahun ini. Dengan nada warna yang cerah, desain dunia yang bervariasi serta tata pencahayaan yang baik, tampilannya sangat indah dipandang mata. Setiap model karakternya pun patut diacungi jempol karena selain kostum yang begitu detail, animasi wajah karakternya juga sangat realistis sehingga setiap emosinya terpancar keluar saat mereka cekcok satu sama lain. Meskipun terkadang masih ada permasalahan teknis, namun hal tersebut terhitung minor dan tidak terlalu mempengaruhi pengalaman bermain.
Audio
Anda yang sudah menonton film layar lebar Guardians of the Galaxy versi Marvel Cinematic Universe, pastinya sudah sangat familiar dengan nama-nama bintang besar seperti Chris Pratt, Zoe Saldana, Dave Bautista, Bradley Cooper hingga Vin Diesel yang memerankan para tokoh di dalamnya. Untuk saat ini, Square Enix mungkin belum sanggup membayar jasa mereka semua.
Kendati demikian, bukan berarti mereka mengabaikan kualitas sulih suara dalam game ini. Para aktor yang berperan di dalamnya justru mampu mengerahkan kemampuan terbaik mereka dan sangat berhasil menghidupkan kepribadian masing-masing tokoh dengan baik. Berkat chemistry yang terjalin dengan baik, interaksi antar karakternya menjadi nilai positif yang akan menghibur Anda di sepanjang permainan.
Dan menurut kami, bagian paling impresif dari game ini adalah developer mampu menghadirkan lagu-lagu berlisensi dari penyanyi/band terkenal dari era 80’an seperti Iron Maiden, KISS, Europe, Motley Crue dan lainnya. Untungnya, developer juga telah menyiapkan fitur khusus untuk mematikan lagu-lagu berlisensi ini agar para Streamer terhindar dari pelanggaran hak cipta di platform sosial media. Hal ini tentu saja menjadi kabar gembira bagi para Content Creator sehingga tidak perlu repot-repot mengubah lagunya secara manual.
Value
Satu hal yang kami sukai dari game inil adalah Eidos Montreal tidak terpaku dengan GOTG versi Marvel Cinematic Universe sehingga mereka berhasil menciptakan semestanya sendiri berdasarkan sumber materi yang ada di komik. Setiap chapter kerap kali menawarkan kejutan yang membuat alur permainan tetap seru dari awal sampai akhir. Meskipun Anda tidak pernah membaca komik atau menonton filmnya sebelumnya, kami yakin Anda tetap akan jatuh hati pada kelima Guardians ini berkat chemisty yang dibangun selama permainan.
Conclusions
Marvel’s Guardians of the Galaxy adalah salah satu pesaing terkuat untuk meraih gelar Game of the Year tahun ini. Tampil mengejutkan sekaligus mengesankan, Eidos Montreal telah melakukan tugasnya dengan luar biasa melebihi ekspektasi kami. Mereka berhasil menggambarkan kepribadian para Guardians lebih mirip dari versi film layar lebar Marvel Cinematic Universe. Ia sudah layak berdiri sejajar bersama game adaptasi superhero sukses lainnya seperti Marvel’s Spider-Man atau Batman Arkham series.
+ Mekanisme pertarungan sederhana
+ Presentasi visual fantastis
+ Pilihan musik yang keren
+ Sulih suara yang solid
+ Interaksi antar karakter yang menarik
+ Petualangan yang linear
+ Desain dunianya keren
+ Opsi dialog yang seru
- Cerita mudah ditebak
- Banyak collectibles yang bisa terlewat
- Tidak ada mini-map