A Plague Tale: Requiem
Asobo Studio
Focus Entertainment
18 Oktober 2022
PS5, Xbox Series, Switch, PC
Action-Adventure
Dewasa
Blu-ray, Cloud, Digital
49 GB
Rp 829.000
Tiga tahun yang lalu, nama Asobo Studio tiba-tiba saja melambung berkat game mereka yang berjudul A Plague Tale: Innocence. Game tersebut berhasil mencuri perhatian gamer berkat kisah dramatis yang terjadi kepada kakak beradik dari keluarga bangsawan De Rune.
Perjuangan hidup Amicia dan Hugo terasa amat tragis karena setelah kehilangan ayahnya, mereka juga harus melarikan diri dari kejaran Pasukan Kerajaan Prancis sambil menghindari wabah tikus yang sedang melanda negeri itu. Di samping itu, sang adik Hugo, juga menderita penyakit aneh sejak lahir dan sulit untuk disembuhkan.
Setelah banjir pujian atas seri pertamanya, kini Asobo Studio akhirnya merilis sekuelnya yang berjudul A Plague Tale: Requiem untuk melanjutkan kisah Amicia dan Hugo. Apakah ia memang layak menjadi game yang paling diantisipasi tahun ini?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Story
Enam bulan pasca peristiwa yang terjadi di game pertamanya, kakak beradik Amicia dan Hugo de Rune kini melakukan perjalanan ke Prancis bagian selatan untuk memulai hidup baru. Amicia dan Hugo adalah anak bangsawan Prancis Robert de Rune. Amicia yang baru berusia 15 tahun, harus berjibaku melindungi adiknya yang masih berusia 5 tahun karena sudah terkena kutukan bernama Prima Macula sejak lahir.
Meskipun kutukan Hugo kini tampak lebih terkendali, namun, ketika kambuh, wabah tikus juga akan kembali muncul dan mengakibatkan terjadinya banyak kematian dan kehancuran. Oleh karena itulah, keduanya tetap bersikukuh untuk mencari orang atau obat yang bisa menyembuhkan kutukan itu sepenuhnya.
Apakah Amicia berhasil memenuhi misi sucinya untuk menolong sang adik?
Temukan jawabannya dengan memainkan A Plague Tale: Requiem!
Gameplay
A Plague Tale: Requiem adalah sekuel langsung dari A Plague Tale: Innocence yang melanjutkan kisah kakak beradik De Rune. Masih mengadopsi genre yang sama, yaitu Adventure dan Stealth, di dalam sekuel ini, Anda masih akan berperan sebagai Amicia de Rune yang berupaya menyelamatkan adiknya dari penyakit kutukan yang dideritanya sejak lahir.
Tidak seperti pendahulunya, A Plague Tale: Requiem kini menyediakan tiga tingkat kesulitan yang bisa Anda pilih, yaitu Narrative, Normal dan Hard. Jadi, jika Anda hanya ingin menikmati fokus pada eksplorasi dan ceritanya saja tanpa perlu dipusingkan oleh berbagai rintangan, Narrative adalah solusinya. Sementara, jika Anda butuh tantangan lebih dalam aksi Stealth maupun Survival, maka Hard adalah pilihannya.
Sebagai informasi tambahan untuk para pemburu trophy/achievements, tidak ada satu pun trophy/achievement yang berhubungan dengan tingkat kesulitan sehingga Anda bisa bebas memilih opsi mana pun untuk melengkapi progress permainan.
Berikut kami bahas aspek gameplay selengkapnya:
Adventure
Sebagai game Story-driven, petualangan Anda masih dirunut berdasarkan chapter linear, mirip apa yang diterapkan dalam game Uncharted. Anda akan dipaksa untuk terus maju mengikuti alur cerita sambil sesekali mengeksplorasi area yang ada untuk mengumpulkan item collectibles, sumber daya atau memecahkan teka-teki.
Berbeda dengan Uncharted yang lebih bebas untuk melompat ke sana dan kemari, game ini tidak dirancang untuk itu. Amicia tidak punya tombol khusus untuk melompat. Ia hanya bisa memanjat, menyelinap atau merunduk ke suatu objek yang kiranya mampu ia lalui. Hal ini dikarenakan Amicia hanyalah gadis biasa tanpa kemampuan fisik super kuat, sehingga ia hanya bisa melakukan aksi-aksi sederhana yang umumnya bisa dilakukan gadis seusianya.
Pada versi PS5 yang kami mainkan, fitur Haptic Feedback dan Adaptive Triggers nya sangat terasa selama permainan. Ketika Anda berjalan di tengah hujan atau lumpur, getaran yang dihasilkan DualSense sangat terasa dibanding berjalan di jalanan biasa. Pun demikian dengan Adaptive Triggers yang bergetar sesuai objek yang akan kita lempar. Keduanya menawarkan pengalaman imersif yang seharusnya.
Stealth
Sejatinya, A Plague Tale adalah game yang menitikberatkan pada elemen Stealth. Jadi, sebagian besar porsi permainan Anda akan dihabiskan dengan mengendap-endap, merunduk, bersembunyi dan kabur dari kejaran musuh. Sebenarnya, Amicia juga bisa berhadapan langsung, namun dengan segala keterbatasan sumber daya dan fisik, menurut kami Stealth adalah jalan terbaik untuk memainkan game ini.
Anda bisa memanfaatkan berbagai objek dan lingkungan yang ada untuk menjauhkan diri dari intaian musuh. Selain itu, sensasi berdebar-debarnya juga lebih terasa ketika Anda melakukan Stealth. Apalagi sekarang Amicia juga bisa membawa pisau selama perjalanannya. M mip dengan Shiv yang ada di game The Last of Us, pisau ini bisa digunakan untuk membunuh musuh dari depan, belakang atau membuka harta karun rahasia. Sayangnya, pisau ini bisa rusak dan habis jika dipakai, sehingga Anda harus menemukannya lagi untuk bisa menggunakannya.
Combat
Pertarungan menjadi salah satu aspek terlemah di seri sebelumnya. Belajar dari pengalaman, Asobo Studio kini telah memperbaikinya dengan berbagai improvisasi. Kendati demikian, bertarung secara frontal tetaplah bukanlah yang bijak dalam game ini karena pada dasarnya Amicia adalah gadis berfisik lemah yang punya banyak keterbatasan.
Amicia masih dibekali dengan ketapel batu yang bisa dilempar. Di seri kedua ini, Anda tidak perlu mencari lagi batu sebagai amunisi karena kini ia menjadi tak terbatas. Anda bisa menembakkan batu kapanpun Anda mau tanpa takut kehabisan amunisi. Namun, tentu saja Anda perlu memperhatikan faktor kebisingan yang dihasilkan. Melemparkan batu ketapel bisa menarik perhatian musuh yang dapat membahayakan Amicia.
Ribuan tikus masih tetap muncul di sepanjang perjalanan. Namun, kini keberadaan mereka tidak hanya sebagai ancaman, tetapi juga bala bantuan bagi Anda. Seperti yang kita ketahui bersama, tikus-tikus ganas ini sangat takut dan menjauhi sumber cahaya, namun jika ada daging atau makhluk hidup yang jauh dari cahaya, mereka akan segera menghampiri dan memakannya hidup-hidup.
Amicia kini bisa meracik atau mendapatkan garam dan melemparkannya ke arah sumber cahaya atau api untuk mematikannya. Jika ada musuh yang membawa obor, Anda tinggal mematikan api obor itu saja agar para tikus memakan mereka hidup-hidup. Selain itu, trik ini juga bisa membuka jalan bagi Amicia menuju tempat yang sebelumnya dikepung tikus.
Skill Tree
Salah satu perbedaan terbesar antara Innocence dan Requiem adalah kini Asobo Studio memperkenalkan fitur Skill Tree dalam Requiem. Penerapan Skill Tree di sini agak sedikit berbeda dengan mayoritas game karena Anda tidak akan mengalokasikan Skill Point untuk membuka upgrade. Skill akan terbuka berdasarkan bagaiman Anda menangani berbagai pertemuan dengan musuh.
Skill Tree-nya sendiri terbagi atas tiga kategori, yaitu Prudence, Aggressive dan Opportunism. Skill Prudence akan terbuka jika Anda lebih dominan menggunakan gaya Stealth. Anda harus menghindari konflik dengan musuh dan berusaha agar keberadaan tidak terdeteksi. Jika naik level, Amicia dapat bergerak lebih sunyi, lebih sulit terdeteksi, bisa bergerak lebih cepat saat merunduk, bisa melempar objek lebih jauh hingga bisa menusuk musuh berbaju zirah dengan pisau.
Kebalikan dari Prudence, Skill Aggressive justru menuntut Anda untuk berhadapan secara langsung dengan para musuh. Bertarung secara frontal memang bukanlah pilihan yang bijak dalam game ini, mengingat Amicia hanyalah gadis lemah tanpa kemampuan super, yang akan tumbang hanya dalam satu dua serangan saja. Apalagi, mayoritas musuh-musuhnya adalah pria berbaju zirah dan ribuan tikus ganas yang siap menerkam. Namun, bila Anda berhasil membuka skill di kategori ini, setidaknya perjalanan Anda ke depannya akan jauh lebih mudah, karena Amicia jadi bisa mendorong musuhnya ke kobaran api atau pasukan tikus untuk menghemat waktu Stealth.
Terakhir, ada skill Opportunism yang menuntut Anda untuk memanfaatkan berbagai situasi dan kondisi yang ada dalam menghadapi musuh seperti menggunakan objek di lingkungan untuk menarik perhatian, melempar pemantik api untuk menciptakan ledakan dan sejenisnya. Dengan meningkatkan skill oportunis, nantinya Amicia bisa merakit berbagai item atau amunisi yang lebih baik untuk menunjang petualangannya.
Presentation
Visual
Terlepas dari performa yang dikunci pada 30 fps tanpa ada opsi Performance Mode, secara presentasi, game ini benar-benar brilian. Visualnya terasa begitu menakjubkan berkat detail-detail yang ditawarkan. Dunianya dibangun dengan sangat baik sekali lengkap dengan area-area berpemandangan indah. Model karakternya juga sangat diperhatikan, mulai dari ekspreksi wajah, hingga animasi yang semakin luwes. Saat ribuan tikus muncul dalam satu layar, di situlah Anda baru bisa merasakan betapa hebatnya kemampuan hardware PS5 dalam mengolah visualnya.
Audio
Audio game ini benar-benar mengesankan. Penggemar ASMR pasti akan merasa dimanjakan oleh musik gubahan Olivier Deriviere. Perpaduan antara musik, efek suara dan atmosfer dunianya terasa mencekam sekaligus indah. Tidak hanya pada momen-momen penting saja, bahkan di momen santai tanpa tekanan pun, musiknya terasa begitu menentramkan jiwa sehingga pemain bisa ikut terhanyut dalam emosi yang dirasakan Amicia dan Hugo.
Di samping musik, sulih suara juga hal yang patut diacungi jempol. Sinkronisasi antara bibir dan suara yang keluar mungkin tidak sempurna, tetapi intonasi yang keluar dari setiap kalimatnya terdengar sangat menjiwai dan menyampaikan emosi karakter dengan tepat.
Value
Untuk bisa menikmati A Plague Tale: Requiem sepenuhnya, jelas Anda harus memainkan A Plague Tale: Innocence terlebih dahulu, karena game ini tidak menyediakan kilas balik dari game sebelumnya. Meskipun sebenarnya sah-sah saja Anda langsung melompat ke seri kedua ini, namun hal ini berisiko membuat Anda kebingungan tentang konteks cerita, konflik yang terjadi, dunia yang telah dibangun hingga mengapa bisa ada wabah tikus yang menghantui petualangan Anda.
Durasi permainan game ini kira-kira 1.5x lebih panjang dari pendahulunya. Setelah menamatkan game ini sekali, nantinya akan ada mode New Game Plus yang mengizinkan Anda untuk mengulang permainan dengan membawa segala upgrade dan skill dari playthrough sebelumnya. Untuk pemain yang mengincar progress 100%, hal ini jelas sangat penting.
Conclusions
Setelah mengejutkan banyak pihak di tahun 2019, Asobo Studio sekali lagi membuat kami terkejut lewat A Plague Tale: Requiem. Seluruh aspek dalam game ini terasa naik level dari Innocence. Ia adalah contoh bagaimana seharusnya sebuah sekuel game dibuat. Sebagai salah satu game terbaik tahun ini, tak heran jika ia dinominasikan sebagai kandidat Game of the Year di penghujung tahun.
+ Amicia de Rune
+ Sekuel yang seharusnya
+ Kisah emosional dengan performa fenomenal
+ Penyampaian cerita yang dramatis
+ Kebebasan memilih gaya bermain
+ Stealth yang mendebarkan
+ Item koleksi yang terhubung dengan cerita
+ Skill Tree yang adaptif
+ Visual yang memanfaatkan kemampuan PS5
+ Dunia yang benar-benar indah
+ Soundtrack yang brilian
+ Efek suara imersif
+ Sulih suara yang menjiwai
Fitur Haptic Feedback dan Adaptive Triggers terasa
Tersedia New Game Plus
- Perlu memainkan prekuelnya terlebih dahulu
- Absennya fitur kilas balik