The Hundred Line -Last Defense Academy-
Too Kyo Games
Media Vision Inc.
XSEED Games
Aniplex
24 April 2025
Switch, PC
Strategy RPG
Dewasa
Cartridge, Digital
13.4 GB
US$ 59.99
Bagi gamer yang pernah memainkan handheld PSVita, nama Kotaro Uchikoshi dan Kazutaka Kodaka mungkin tidak asing terdengar di telinga karena keduanya merupakan kreator dari serial visual novel yang cukup fenomenal di PSVita, yaitu Zero Escape dan Danganronpa.
Awalnya, kedua kreator tersebut bekerja untuk dua perusahaan yang berbeda. Namun, di tahun 2018, keduanya memutuskan untuk bergabung dan menciptakan sebuah studio sendiri bernama Too Kyo Games.
Di tahun pertamanya, mereka sempat menggoda proyek kolaborasi terbarunya dengan kode nama “Limit x Despair”, tapi masih penuh tanda tanya hingga akhirnya nama resminya terungkap di tahun lalu. Proyek terbaru itu akhirnya resmi berjudul The Hundred Line -Last Defense Academy-.
Seperti apa game terbaru dari kreator Danganronpa x Zero Escape ini?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Story
Game ini bercerita tentang kehidupan seorang remaja biasa yang tinggal di kompleks perumahan Tokyo bernama Takumi Sumino. Setiap harinya Takumi menjalani kehidupannya yang biasa, di mana setiap hari terasa seperti hari-hari sebelumnya dan tidak pernah ada hal buruk yang terjadi.
Takumi punya tetangga sekaligus sahabat bernama Karua yang sudah dianggap seperti keluarganya sendiri. Saking akrabnya, mereka cukup sering berangkat bersama ke sekolah dengan berjalan kaki. Pada suatu hari, ketika dalam perjalannya menuju sekolah, tiba-tiba alarm tanda bahaya berbunyi. Takumi dan Karua pun bersembunyi di bawah tanah untuk menghindari bahaya yang tak pernah mereka ketahui.
Bahaya tersebut adalah munculnya monster aneh yang menyerang kota dan menimbulkan malapetaka. Di tengah insiden, Takumi bertemu dengan makhluk aneh berwarna putih yang menggunakan topi bernama Sirei. Ia pun menawarkan kekuatan kepada Takumi agar bisa melindungi orang-orang di sekitarnya. Namun, untuk mendapatkan kekuatan itu, Takumi harus menikam dadanya menggunakan belati khusus yang diberikan oleh Sirei.
Apakah Takumi berani untuk menikam dirinya sendiri?
Bencana apa yang sebenarnya tengah terjadi di kota Tokyo?
Temukan jawabannya dengan memainkan The Hundred Line -Last Defense Academy-!
Gameplay
The Hundred Line -Last Defense Academy- pada dasarnya adalah game RPG yang menggabungkan banyak unsur, yaitu visual novel, pertarungan berbasis strategi dan kehidupan anak sekolah. Dalam game ini, Anda akan berperan sebagai Takumi Sumino, seorang siswa SMA biasa yang menjalani kehidupan biasa di sebuah kompleks perumahan yang ada di Tokyo. Semua kehidupan Takumi berubah ketika muncul monster yang mengacaukan kota.
Di tengah kekacauan itu, Takumi bertemu dengan makhluk aneh berwarna putih transparan yang memakai topi bernama Sirei. Di dalam tubuhnya, terlihat bahwa Sirei hanya memiliki otak dan jantung sebagai organ dalam. Takumi dibawa oleh Sirei menuju sebuah sekolah bernama “Last Defense Academy” yang diselimuti oleh api ungu yang tak pernah padam. Takumi tidak sendirian karena di sana juga ada sekitar 14 anak lainnya yang bernasib serupa dengan Takumi tanpa mengetahui kenapa mereka bisa berada di sana.
Berikut kami bahas aspek gameplay selengkapnya:
Visual Novel
Salah satu porsi permainan yang paling besar di game ini adalah Visual Novel. Ya, akan ada banyak sekali narasi cerita yang dijabarkan lewat teks percakapan di game ini dan Anda harus rajin membaca untuk memahaminya karena tidak semua percakapan disulihsuarakan oleh para aktornya.
Untuk memulai percakapan dengan karakter lain, biasany Anda harus menyorot mereka lewat pointer yang ada di layar, kemudian menekan tombol A untuk memicu percakapan. Ada percakapan yang berlangsung singkat, tapi ada juga sangat panjang lebar sehingga membuat kami ingin cepat-cepat melewatkannya karena tidak semua percakapan berisikan informasi penting. Beberapa di antaranya bahkan ada yang hanya berisikan lelucon atau ekspresi semata. Jika ada percakapan bertujuan memajukan cerita atau memicu suatu event tertentu, biasanya akan ada indikator di atas kepala para karakter ini.
Battle System
Sebagai anggota tim dari akademi “Last Defense”, tugas Anda adalah menjaga sekolah dari serangan monster selama 100 hari ke depan. Ketika monster muncul, maka tibalah saatnya Anda untuk bertarung. Sistem pertarungan dalam game ini menggunakan mekanik ala Turn-based Strategy, di mana tim Anda dan lawan akan menyerang secara bergantian.
Meskipun mengusung konsep strategi, namun tingkat kesulitan pertarungan di sini termasuk dalam tahap yang masih cukup mudah dan ramah pemula, tidak sesulit Fire Emblem, Disgaea atau Final Fantasy Tactics. Jadi, tim Anda punya satu sumber daya bernama Action Points (AP) sebagai indikator berapa banyak aksi yang bisa Anda jalankan dalam giliran tersebut. Apabila angka AP mencapai 0, maka giliran Anda telah berakhir dan saatnya bergantian dengan musuh.
Berbeda dengan game strategi lain yang biasanya menuntut Anda untuk mencapai titik tertentu demi memenuhi kondisi kemenangan, game ini hanya meminta Anda untuk mempertahankan sekolah dari serangan monster dengan cara menghabisi semua monster yang ada di area pertempuran. Jumlah musuh yang Anda hadapi biasanya akan jauh lebih banyak dari tim Anda. Oleh karena itu, area serang karakter Anda biasanya juga punya jangkauan yang luas yang ditandai petak-petak kotak antara melintang, melingkar atau bentuk-bentuk lainnya.
Opsi perintah di sini juga tidak banyak, hanya menyerang, bertahan, menggunakan item dan Special Attack. Di bagian atas layar, terdapat satu parameter bernama Voltage, yang akan terus terakumulasi selama pertarungan. Jika parameter ini sudah terisi minimal dia ngka 100%, maka karakter Anda bisa mengakses Special Attack yang punya damage lumayan besar. Alternatifnya, Anda juga bisa mengaktifkan buff yang meningkatkan serangan atau pertahanan sehingga penggunaan Voltage ini sangatlah menentukan arah pertarungan.
Free Time
Pada dasarnya, porsi permainan dalam game ini hanya terbagi menjadi dua bagian utama, yaitu visual novel dan pertarungan. Namun, ada satu sesi permainan lainnya yang berfungsi untuk menghubungkan keduanya, yaitu eksplorasi. Sesi ini biasanya terjadi ketika Anda mendapatkan “Free Time” alias waktu bebas. Kendati demikian, sebenarnya Anda tidak benar-benar bebas karena dalam setiap sesi waktu bebas ini, aktivitas Anda dibatasi oleh dua sesi waktu, antara pagi dan siang.
Sebagai karakter utama, Takumi juga punya lima atribut ekstra yang dapat berkembang seiring berjalannya waktu dan banyaknya interaksi yang ia lakukan dengan rekan-rekannya. Selama waktu bebas ini, Anda bisa berinteraksi dengan anggota tim lainnya untuk menghabiskan waktu bersama, berlatih menggunakan perangkat VR demi mendapat sumber daya tambahan, memperkuat diri dengan mengupgrade kemampuan, meracik jebakan dan potion untuk pertarungan, membuat hadiah untuk diberikan kepada teman hingga menjelajahi area gurun di sekitar sekolah. Jika Anda pernah memainkan game Persona, kurang lebih formulanya seperti itu.
Lalu, ada juga bagian eksplorasi tambahan di mana Anda akan berjalan di luar area sekolah menggunakan board game layaknya bidak catur. Selama eksplorasi luar ini, Anda akan berjalan sesuai angka yang Anda pilih dari kartu. Di tiap petaknya, terdapat berbagai bonus atau rintangan, sesuai petak yang Anda pijak. Jika beruntung, Anda bisa mendapatkan berbagai material yang dibutuhkan untuk membuat hadiah, tapi jika sial maka akan ada sesi pertarungan melawan monster.
Presentation
Visual
Secara visual, game ini langsung mengingatkan kami dengan Danganronpa, di mana banyak sekali garis-garis hitam tebal yang menyelimuti model karakternya. Untuk tampilan 3D-nya sendiri, game ini menggunakan gaya cel-shaded yang cukup bagus dan punya animasi yang luwes, tidak seperti game anime kebanyakan.
Tapi yang paling menarik tentu saja desain karakternya yang luar biasa dan sangat nyentrik, sehingga Anda dapat dengan mudah mengingat mereka. Siapapun pasti akan tercuri perhatiannya sejak hari pertama ketika melihat Darumi si cewek gila berambut biru dengan kulit pucat yang terlihat menyeramkan. Developer benar-benar sangat hati-hati dalam merancang desain tiap karakternya sehingga aura kepribadian mereka bisa terpancar hanya dari tampilan luarnya saja.
Audio
Sisi audio game ini sangatlah menonjol. Masafumi Takada menjadi alasan mengapa musik dalam game terdengar sangat menarik dan enak didengar sepanjang permainan. Karya-karyanya mampu menghidupkan suasana akademi yang awalnya suram dan kelam, menjadi lebih sedikit menyenangkan.
Untuk sulih suaranya, kami patut angkat topi kepada tim developer karena kualitasnya sangat bagus secara keseluruhan, baik itu suara Bahasa Jepang maupun Inggris. Para aktornya berhasil memainkan perannya dengan sangat baik di tiap percakapan sehingga Anda bisa menebak bagaimana kepribadian para karakternya hanya dari suara mereka, seperti Takemaru yang kasar, Hiruko yang sinis, Darumi yang sedikit gila dan Sirei yang konyol.
Value
Kombinasi antara visual novel dan strategi RPG mengingatkan kami pada Digimon Survive yang rilis beberapa tahun lalu. Tapi, The Hundred Line digarap jauh lebih baik dari Digimon, sehingga petualangan Anda tidak terasa membosankan. Game ini memang mengusung gimmick 100 ending berbeda, namun pada hakikatnya game ini hanya punya satu True Ending dan 99 Ending bisa dibilang hanya bersifat Alternate Ending.
Plot ceritanya yang disusun rapi dan selalu membuat penasaran, jajaran karakter yang variatif, alur permainan terasa cepat, sesi visual novel yang tidak berlebihan, penulisan dialog yang mudah diikuti, pertarungan yang cukup menantang, sulih suara yang menjiwai, musik yang keren dan enak didengar hingga visual animenya yang sedap dipandang.
Conclusions
Gamer yang hanya memiliki Nintendo Switch sebagai platform gaming mereka, mungkin hanya bisa gigit jari karena di penghujung bulan April ini, mereka tidak bisa ikut euforia judul-judul besar yang sedang mendapat puja-puji di mana-mana. Tapi, Anda tidak perlu berkecil hati karena faktanya The Hundred Line -Last Defense Academy- yang hanya dirilis untuk Nintendo Switch dan PC ini adalah sebuah game misteri yang tak kalah luar biasanya dan patut Anda coba.
Ini adalah salah satu mahakarya Nintendo Switch di penghujung akhir hayatnya sebelum Nintendo Switch 2 tiba di bulan Juni nanti. Ia berhasil memadukan elemen visual novel dan RPG dengan luar biasa sehingga pantas disebut sebagai penerus spiritual Danganronpa dan Zero Escape yang cukup fenomenal dulu. Plot ceritanya ditulis dengan baik dan menarik, gameplay-nya bertempo cepat dan cukup solid, gaya visualnya yang sangat menarik dan soundtrack-nya pun keren-keren.
+ Plot cerita disusun rapi
+ Narasinya enak diikuti
+ Misteri pengundang rasa penasaran
+ Pengembangan karakter menarik
+ Tempo permainan cukup cepat
+ Mekanik pertempuran adiktif
+ Gaya visual luar biasa
+ Soundtrack keren enak didengar
+ Sulih suara berkualitas tinggi
- 100 ending berbeda hanya gimmick belaka
- Waktu loading agak lama