EDENS ZERO
Konami
Konami
15 Juli 2025
PS5, Xbox Series, PC
Action RPG
Remaja
Blu-ray, Digital
12 GB
Rp 975.000 (Standard)
Rp 1.138.000 (Deluxe)
Sebagai salah satu mangaka ternama, Hiro Mashima punya segudang karya yang patut diperbincangkan. Dalam setahun terakhir saja, beliau sudah terlibat dalam pembuatan dua game yang dirancang olehnya. Di tahun 2025 ini, salah satu karya beliau kembali diadaptasi menjadi video game. Konami, publisher Jepang yang tengah dalam masa kebangkitannya, akhirnya meracik sebuah game adaptasi anime berjudul EDENS ZERO.
Diumumkan sejak tahun 2020 silam, akhirnya game ini meluncur pada bulan Juli ini. Tidak seperti game anime pada umumnya yang mengambil genre 3D Fighting Arena, Konami justru melakukan pendekatan berbeda agar bisa diterima oleh para pemain kasual. Genre yang dipilih oleh game ini adalah Action RPG.
Apakah Konami bisa merepresentasikan karya Hiro Mashima secara maksimal?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Story
EDENS ZERO mengambil latar di sebuah alam semesta fiksi yang dihuni oleh manusia, alien dan robot. Alam semestanya sendiri terbagi menjadi empat Cosmos yang mewakili empat musim, yaitu Sakura, Aoi, Kaede dan Yukino. Masing-masing Cosmos terdiri dari planaet-planet futuristik yang juga dikombinasikan dengan elemen fantasi klasik. Semuanya dibentuk oleh teknologi yang ditenagai kekuatan magis yang disebut Ether.
Shiki Granbell, tokoh utama dalam cerita ini, adalah seorang manusia pengguna Ether Gear yang diadopsi dan dibesarkan oleh robot-robot yang ada di planet Granbell. Planet ini terletak di Sakura Cosmos dan berisikan taman hiburan. Suatu hari, Planet Granbell kedatangan seorang B-Cuber bernama Rebecca Bluegarden bersama robot kucingnya, Happy. Shiki yang tidak pernah punya teman seorang manusia, akhirnya menawarkan diri untuk berteman dengan mereka.
Melihat Shiki sudah berteman dengan manusia, para robot di planet Granbell pun membuat rencana untuk mengusir mereka dari sana dengan tujuan agar Shiki bisa melihat dunia luar, sebelum para robot Planet Granbell mati kehabisan baterai. Setelah melewati pertikaian dengan para robot, Shiki pun akhirnya bergabung dengan kelompok Rebecca untuk memulai petualangan baru di luar angkasa.
Seperti apa kisah petualangan Shiki dan Rebecca di luar angkasa selanjutnya?
Temukan jawabannya dengan memainkan EDENS ZERO!
Gameplay
EDENS ZERO adalah sebuah game yang diadaptasi dari manga dan anime berjudul sama karya Hiro Mashima yang sebelumnya melahirkan mahakarya RAVE dan FAIRY TAIL. Berbeda dari mayoritas game adaptasi anime yang mengambil genre 3D Fighting Arena, game ini justru diplot sebagai Action RPG agar bisa tampil berbeda.
Pertama kali diumumkan oleh Konami di era pandemi COVID-19, game ini sempat hilang ditelan bumi tanpa kabar perkembangan terbaru selama bertahun-tahun. Namun, di pertengahan tahun 2024 kemarin, akhirnya Konami memastikan bahwa pengembangan game ini masih terus berjalan hingga akhirnya resmi dirilis di bulan Juli tahun 2025 ini.
Berikut kami bahas aspek gameplay selengkapnya:
Adventure
Dalam game ini, Anda akan berperan sebagai Shiki, seorang anak manusia yang berpetualang ke penjuru galasi yang bisa mengendalikan gravitasi sebagai kekuatan supernya Mengambil tema petualangan luar angkasa, jelas eksplorasi menjadi daya tarik utamanya. Game ini seharusnya bisa menawarkan konsep dunia terbuka, di mana Anda bisa berjalan mengelilingi dunianya untuk menjalani quest, membeli item atau menjalani aktivitas sampingan.
Tapi, ada satu hal yang menurut kami cukup aneh diterapkan dalam game ini, yaitu pemisahan sesi petualangan antara Story Mode dan Exploration Mode. Jadi, ketika Anda memutuskan untuk fokus melanjutkan cerita dalam Story Mode, Anda bisa memilih mode tersebut dari atas kapal, kemudian dunianya seakan menjadi tertutup dan linear sampai chapter tersebut selesai.
Sementara itu, ketika memilih Exploration Mode, Anda akan dibawa ke planet Blue Garden untuk bisa menjelajahi dunia Bluefarden secara bebas menggunakan berbagai skill eksplorasi yang dimiliki karakternya seperti terbang atau menunggangi kendaraan.
Selama mode eksplorasi, Anda bisa menjalani beragam misi sampingan yang bisa diambil di Guild. Dengan menyelesaikan beragam misi ini, nantinya Anda bisa menaikkan Adventurer Rank dari level E sampai level S. Sayangnya, seperti kebanyakan game JRPG lainnya, desain misi sampingan di sini terkesan malas karena sebagian besar hanyalah fetch quest yang meminta Anda untuk membunuh monster, mendapatkan item atau memotret di suatu tempat. Untungnya, hadiah-hadiah dari setiap misi sampingan ini cukup memuaskan seperti kostum, Lacrima atau uang dalam jumlah besar, sehingga sayang untuk dilewatkan.
Combat
Selain eksplorasi, salah satu aspek permainan yang menjadi fokus utamanya adalah pertarungan. Sistem pertarungan yang digunakan adalah Action Hack-and-Slash, tetapi bukan Musou. Anda dapat melancarkan serangkaian kombo antara serangan normal dan jurus yang dimiliki masing-masing karakter.
Total ada 8 karakter yang bisa dimainkan di sini, yaitu Shiki, Rebecca, Weisz, Homura, Witch, Sister, Hermit dan satu karakter yang tidak bisa kami sebutkan di sini. Meskipun ada delapan karakter, akan tetapi Anda hanya bisa membawa 4 karakter saja dalam waktu bersamaan.
Setiap karakter punya gaya bertarung yang berbeda-beda seperti Shiki yang fokus pada serangan jarak dekat, Rebecca yang jago dalam serangan jarak jauh, Weisz yang bisa menggunakan berbagai macam alat hingga Witch yang piawai menggunakan serangan sihir elemen.
Seiring berjalannya progress permainan, akan ada lapisan strategi baru yang membuat Anda harus sedikit berpikir untuk memasangkan karakter yang tepat ketika melawan jenis musuh tertentu. Meskipun formula pertarungannya terbilang kuno seperti game-game Beat’em up di masa lalu, namun anehnya hal ini bekerja dengan baik.
Ship
Selain planet Bluegarden, ada satu tempat lain yang bisa Anda jelajahi secara bebas, yaitu kapal Edens Zero itu sendiri. Ya, kapal yang membawa Shiki dan kawan-kawan ini memang ukurannya cukup besar dan luas.
Di dalam kapal, terdapat berbagai fasilitas yang bisa Anda kunjungi seperti Spa of Eden sebagai tempat berendam air panas, Dress Factory untuk meng-upgrade kosmetik, Factory sebagai toko penjualan item hingga dapur untuk memasak makanan. Untungnya, ada terminal untuk melakukan Fast Travel ke tempat-tempat tersebut, sehingga Anda tidak perlu menempuhnya dengan berjalan kaki.
Yang paling menarik di dalam kapal ini, tentu saja adanya sebuah mini-game memijat yang dibuat seperti game ritmik, di mana Anda harus menekan tombol yang muncul di layar untuk mendapatkan skor tertinggi. Nantinya, skor ini akan dikonversi menjadi poin yang bisa ditukarkan untuk mendapatkan item langka.
Customization
Dalam game JRPG, biasanya kustomisasi hanya menjadi fitur pelengkap yang bahkan jarang ada dan kurang diperhatikan. Namun, di game ini kustomisasi justru menjadi nilai jual utamanya. Banyak sekali jumlah armor dan aksesoris yang tersedia di sini yang terbagi atas beberapa bagian, mulai dari kepala, sarung tangan, baju, celana/rok hingga sepatu.
Armor dan aksesoris ini tidak hanya berfungsi sebagai kosmetik, tetapi juga punya tambahan atribut yang bisa memperkuat karakter. Bahkan, armor-armor tersebut bisa Anda upgrade untuk membuka tambahan buff seperti Max HP, Attack, Defense dan lain sebagainya.
Armor-armor di sini sangatlah memanjakan mata dan mungkin belum pernah Anda lihat dalam anime maupun manganya sekalipun. Ada kostum-kostum yang keren, unik, elegan hingga yang seksi seperti pakaian renang. Hal ini tentu saja membuat kita semakin semangat untuk mengumpulkan kostum, meskipun misi sampingannya repetitif.
Presentation
Visual
Secara visual, game ini tampil kurang mengesankan dan seperti tertinggal dua generasi di belakang, apalagi sekarang sudah banyak sekali game-game bergaya anime yang kualitasnya jauh lebih baik dari ini. Anehnya, dengan kualitas visual yang teksturnya masih agak kasar ini, performanya pun tidak lantas berjalan mulus. Framerate-nya sering kali menurun saat gameplay, terutama ketika sedang bermain pada Exploration Mode di planet Blue Garden.
Terlepas dari berbagai kekurangan tersebut, game ini masih punya sedikit nilai positif dari sisi visual, terutama pada model karakter yang memanjakan mata. Fan-service berupa kemolekan tubuh karakter wanitanya yang sering diperlihatkan dalam anime dan manganya, dipresentasikan dengan sangat baik sekali. Bahkan, setiap kali pergantian Equipment, perubahan tampilan karakter akan langsung terlihat di layar.
Audio
Dari segi audio, musik-musiknya memang tidak ada yang terlalu istimewa, tapi menurut kami semuanya terasa tepat sasaran dalam menggambarkan setiap momen, baik saat eksplorasi, pertarungan maupun saat cutscene cerita sedang berlangsung.
Kami cukup gembira ketika melihat sebagian besar percakapan di game ini disulihsuarakan secara penuh, bahkan sampai misi sampingan receh sekalipun. Kualitasnya benar-benar solid karena karena diisi langsung oleh para aktor dari serial animenya. Sayangnya, meskipun animenya yang tayang di Netflix sudah memiliki dubbing Bahasa Inggris, game ini hanya punya opsi Bahasa Jepang sebagai sulih suaranya.
Value
Dari segi popularitas, EDENS ZERO jelas masih berada di bawah dua karya Hiro Mashima sebelumnya, RAVE dan FAIRY TAIL. Akan tetapi, hal tersebut bukan berarti EDENS ZERO tidak menarik karena ia punya daya tarik uniknya tersendiri, terutama dari segi dinamika karakternya yang lebih intens dan atraktif. Aksi pertarungan Shiki dan kawan-kawan juga cukup keren dan berhasil digambarkan dengan baik dalam game ini.
Kendati demikian, untuk sebuah game adaptasi anime dengan formula permainan dan kualitas visual yang terlihat tertinggal dua generasi, harga nyaris satu juta yang dibanderol pada game ini jelas patut dipertanyakan dan terasa sangat mahal. Jadi, apabila Anda bukan fans berat serial EDENS ZERO atau hanya sekedar penasaran saja, sebaiknya tunggu sampai game ini mendapatkan diskon di kemudian hari. Tapi, jika masih penasaran, Anda bisa mencoba versi demonya terlebih dahulu karena Save Data dari versi demonya, bisa ditransfer ke game versi penuhnya.
Conclusions
Sejujurnya, EDENS ZERO memang bukanlah game yang ideal, baik dari segi Action RPG maupun adaptasi anime. Akan tetapi, kami cukup mengapresiasi langkah berani Konami untuk menjadikan game ini sebagai Action RPG, alih-alih bermain “aman” menjadikannya game 3D Fighting Arena.
Terlepas dari berbagai kelebihan dan kekurangannya, kami justru sangat menyukai apa yang disajikan Konami lewat game EDENS ZERO ini. Meskipun harus kami akui, formula permainannya terbilang jadul dan kuno, tapi hal tersebut bekerja dengan baik untuk menggambarkan aksi dan petualangan dari animenya. Bahkan, seperti inilah seharusnya game FAIRY TAIL yang kami harapkan.
+ Jajaran karakter yang fantastis
+ Mekanik agak jadul tapi menyenangkan
+ Pilihan kustomisasi yang beragam
+ Mini-game memijat yang menggoda
+ Musik yang tepat sasaran
+ Sulih suara penuh di setiap percakapan
+ Boss-boss yang sulit dikalahkan
+ Memanfaatkan sumber materi dengan baik
+ Fan-service yang tepat sasaran
- Presentasi cerita terasa terburu-buru
- Desain misi yang repetitif
- Dunianya terasa kosong
- Kualitas visual tertinggal dua generasi
- Performa framerate naik turun
- Hanya Planet Bluegarden yang bisa dijelajahi
- Navigasi menu agak lambat