[Review] Upin & Ipin Universe

Siapa orang Indonesia masa kini yang tidak mengenal serial animasi Upin & Ipin? Mulai dari anak-anak, remaja, orang dewasa hingga lansia sekali pun, kami yakin sudah sangat familiar dengan duo kembar botak yang satu ini. Tayang di TV swasta Nasional sejak tahun 2009 dan masih terus berlangsung hingga sekarang, Upin & Ipin yang merupakan produk asli dari negeri jiran Malaysia, telah menjelma menjadi salah satu serial animasi terpopuler di Indonesia. Ceritanya yang ringan, lucu, menghibur dan relate dengan kehidupan kita menjadi alasan mengapa produk yang satu ini sangat mudah diterima banyak kalangan.

Sebagai penggemar serial tersebut sekaligus seorang gamer, tentu ada rasa penasaran dalam diri kami tentang bagaimana rasanya menjelajahi Kampung Durian Runtuh sambil mengendalikan Upin dan Ipin secara penuh. Peluang inilah yang dimanfaatkan oleh Streamline Studios untuk meracik sebuah game petualangan terbuka dengan tajuk Upin & Ipin Universe.

Apakah mereka bisa menawarkan pengalaman otentik sebagai Upin & Ipin?

Simak ulasan lengkapnya berikut ini!

Story

Game ini mengambil latar belakang cerita yang kurang lebih persis dari serial animasinya. Upin dan Ipin diceritakan sebagai saudara kembar yatim piatu yang tinggal bersama Opah (nenek) dan kakak perempuannya, Kak Ros.  Mereka semua tinggal di sebuah desa yang bernama Kampung Durian Runtuh, yang mana masyarakatnya hidup rukun dan saling membantu dalam kehidupannya.

Kampung Durian Runtuh digambarkan sebagai desa yang asri, bersih dan tenang, mirip dengan suasana sebagian besar perkampungan di negara-negara Asia Tenggara. Upin dan Ipin punya banyak teman main sebaya seperti Ehsan, Jarjit, Mei Mei dan Fizi. Sementara itu, banyak juga orang dewasa lainnya seperti Tok Dalang, Uncle Muthu dan Abang Iz yang juga sering berinteraksi dengan Upin dan Ipin.

Bagaimana kelanjutan kisah petualangan saudara kembar ini di Kampung Durian Runtuh?

Temukan jawabannya dengan memainkan Upin & Ipin Universe!

Gameplay

Upin & Ipin Universe adalah sebuah game yang diplot sebagai “Open-world Adventure”, di mana Anda dapat mengendalikan satu dari sepasang saudara kembar Upin dan Ipin. Berlatarkan di Kampung Durian Runtuh yang menjadi tempat tinggal mereka, game ini menjanjikan Anda untuk bisa menjelajahi desa yang sebelumnya hanya bisa Anda lihat dari layar televisi.

Ya, premis tersebut tentu saja cukup membuat penggemarnya penasaran seperti apa rasanya menelusuri kampung hingga ke pelosok-pelosoknya. Tapi, hal tersebut hanya ambisius di atas kertas saja karena kenyataannya ternyata tak seindah itu.

Game ini dimulai dengan membawa Upin dan Ipin untuk menangkap si Ayam Rembo yang kabur. Sejumlah tutorial diberikan yang mengajarkan mekanik permainan dan tombol apa yang digunakan, persis seperti game pada umumnya. Namun, sesuatu yang menyebalkan langsung kami rasakan dari misi pertama ini. Ayam Rembo yang seharusnya bergerak cepat untuk kabur, nyatanya malah berdiam diri di suatu titik tanpa bisa ditangkap. Hal ini membuat kami harus keluar dari permainan terlebih dahulu dan mengulang sesi intronya agak bisa melewati misi pertama ini.

Selepas dari misi pertama, Anda akan langsung dilempar ke Kampung Dunia Runtuh untuk dieksplorasi sepenuhnya, baik dengan berjalan kaki atau menggunakan sepeda. Game ini menyediakan banyak aktivitas yang bisa Anda lakukan seperti menanam, memancing hingga menangkap serangga. Semuanya dikemas menggunakan mekanik permainan yang sederhana agar dapat dimengerti oleh seluruh jenis pemain.

Serangkaian aktivitas di atas terdenganr cukup menarik dan kaya akan potensi. Tapi, masalah utamanya baru muncul ketika Anda sudah mencicipi segalanya. Anda baru akan sadar bahwa aktivitas yang Anda lakukan tidak berujung pada sesuatu yang memiliki progress seperti cerita atau level. Ya, game ini tidak punya sistem progress yang membuat karakter dan cerita lebih berkembang. Jadi, seolah-olah semua aktivitas yang Anda lakukan terasa sia-sia tanpa arah dan tujuan. Pada akhirnya, Anda pun akan kebingungan, sebenarnya apa tujuan memainkan game ini.

Oh iya, Motion Sickness biasanya sering terjadi pada game-game First-person Shooter yang kameranya bergerak cepat untuk mengakomodir tempo permainan yang intens. Tapi, di game ini, pergerakan kameranya bahkan lebih buruk dari itu. Kami cukup pusing dan mual dengan pergerakan kameranya yang tidak konsisten bergerak ke sana kemari dengan arah yang tidak beraturan. Hal ini semakin diperparah jika Anda memainkan gamenya dengan Local Coop, di mana kameranya seakan bingung untuk mengikuti pergerakan Upin atau Ipin.

Presentation

Visual

Ditenagai Unreal Engine 5 yang sudah teruji kemampuannya, game Upin & Ipin Universe seharusnya bisa menawarkan kualitas visual tingkat tinggi dengan berbagai pencahayaan dinamis dan animasi yang luwes. Sayangnya, hal tersebut tidak kami dapatkan dari sesi bermain kami di PS5.

Model karakternya memang dibuat cukup bagus menyerupai serial animasinya, tapi semua itu hanya tampak dari kulit luarnya saja. Jika membicarakan pergerakan animasinya, terlihat bahwa game ini terasa penuh cela. Pergerakannya kaku, tidak alami dan kadang tidak konsisten. Bahkan, di misi pertama saja, kami sudah mendapati bug teknis, di mana ayam Rembo yang seharusnya berlari menghindari Upin dan Ipin, malah berdiam diri di satu titik tanpa bisa ditangkap.

Memperhatikannya lebih dalam, kami merasa bahwa tatapan mata karakternya terasa kosong tanpa jiwa, seolah-olah seperti patung manekin yang dipajang di toko pakaian saja. Ekspresi wajah yang kaku, gerak bibir yang tidak sinkron dengan dialog dan banyak sekali bug-bug teknis lainnya yang tidak bisa kami ceritakan satu per satu.

Sungguh sebuah malapetaka untuk game yang menggendong nama besar sebuah franchise.

Audio

Dari semua aspek permainan, satu-satunya aspek yang bisa kami apresiasi hanyalah audionya. Musik-musik bernuansa ceria cukup berhasil membangun suasana menyenangkan di Kampung Durian Runtuh. Dan yang membuatnya terasa lebih hidup adalah peran para aktor pengisi suaranya yang membuatnya terasa otentik seperti sedang menonton serial animasinya di TV. Kalimat khas Upin dan Ipin seperti “Betul, betul, betul!” bisa Anda temukan dalam game ini.

Value

Harga banderol dari sebuah game biasanya dijadikan cerminan bagaimana kualitas atau konten yang ditawarkan oleh game tersebut. Sayangnya, hal tersebut justru berbanding terbalik pada game ini. Harga game Upin & Ipin Universe yang dibanderol versi PlayStation memang sedikit lebih murah dari versi Steam. Namun, pada akhirnya tetap saja kualitasnya tidak sebanding dengan harga yang ditawarkan.

Alih-alih mendapatkan sebuah game petualangan seru dengan segudang aktivitas dan cerita menarik yang diadaptasi dari serial populer, Anda hanya mendapatkan sebuah game simulasi anak-anak tanpa arah dan tujuan yang jelas serta dilengkapi dengan beragam bug teknis yang terkadang memaksa Anda harus keluar dari permainan untuk memperbaikinya. Jika Anda bukan orang yang bergelimang harta, sebaiknya simpan uang Anda untuk sesuatu yang lebih bermanfaat.

Conclusions

Terlepas dari drama yang menyelimuti Streamline Media Group dan Les’ Copaque, kami cukup menyayangkan ketika nama besar franchise yang sudah dibangun bertahun-tahun, harus ternodai oleh sebuah produk game setengah jadi yang bahkan kualitasnya masih jauh dari standar sebuah demo publik.

Arah game yang tidak jelas, teknis yang penuh bug hingga harga yang terlampau mahal, semakin melengkapi statusnya sebagai kegagalan terbesar tahun ini.Di atas kertas, Upin & Ipin Universe tampak seperti game ambisius dengan segudang ide dan potensi, namun eksekusinya yang berantakan membuatnya pantas disebut sebagai game yang amburadul.