Lost Soul Aside
Ultizero Games
PlayStation Studios
30 Agustus 2025
PS5, PC
AMD Ryzen 7 9800X3D
RTX MSI VANGUARD 5070 Ti
Action RPG
Remaja
Blu-ray, Digital
80 GB
Rp 879.000 (Standard)
Rp 1.029.000 (Deluxe)
Lost Soul Aside adalah sebuah proyek yang lahir dari mimpi seorang mahasiswa bernama Yang Bing, yang pada tahun 2016 mengejutkan dunia dengan trailer buatan sendiri yang menampilkan visual memukau dan gameplay bergaya hack-and-slash. Proyek ini kemudian berkembang menjadi produksi skala industri di bawah bendera Ultizero Games, sebuah studio independen asal Shanghai, dengan dukungan dari Sony Interactive Entertainment. Setelah hampir satu dekade pengembangan yang penuh pasang surut, game ini akhirnya dirilis pada 29 Agustus 2025 untuk platform PlayStation 5 dan PC.
Ambisi besar yang tertanam sejak awal—menggabungkan gaya visual ala Final Fantasy XV dengan sistem pertarungan cepat seperti Devil May Cry—menjadikan Lost Soul Aside sebagai salah satu judul yang paling dinanti dalam genre action RPG. Namun, apakah hasil akhirnya mampu memenuhi ekspektasi yang telah dibangun selama bertahun-tahun?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!

Story
Lost Souls Aside menceritakan perjalanan Kaser, seorang yatim piatu yang dibesarkan oleh adik perempuannya, Louisa. Dunia mereka berada di bawah cengkeraman kekaisaran yang otoriter, dan keduanya bergabung dengan kelompok perlawanan bernama Glimmer. Namun, kedamaian yang rapuh segera hancur ketika makhluk interdimensional bernama Voidrax menyerbu dunia mereka, dipimpin oleh Aramon yang misterius dan penuh ambisi.
Seiring berjalannya cerita, konflik personal mulai mengemuka. Louisa diculik dan jiwanya direnggut oleh Voidrax, memaksa Kaser untuk melakukan perjalanan lintas dimensi demi menyelamatkannya. Di sinilah ia bertemu Lord Arena, makhluk berbentuk naga yang dulunya bagian dari Voidrax, namun kini menyesali masa lalunya dan memilih membantu Kaser.
Dalam perjalanannya, Kaser dan Lord Arena saling bahu membahu menghadapi para Guardian yang dipengaruhi pikirannya oleh Aramon. Lantas, apakah Kaser dapat menyelamatkan Louisa dan mengambalikan jiwanya? Misteri apa yang selama ini dipendam oleh Lord Arena?
Temukan jawabannya dengan memainkan Lost Soul Aside!
Gameplay
Sejujurnya, hal pertama yang kami rasakan saat memainkan game ini justru terlihat pada bagaimaa combat yang ia tawarkan dapat menarik rasa penasaran kami selama ini. Sayangnya, alur cerita dan dialog yang ada terasa sangat biasa. Meskipun hubungan antara Kaser dan Arena menjadi titik emosional yang menarik, namun narasi utama sering kali terjebak dalam klise dan pacing yang tidak konsisten. Selain itu, karakter pendukung kurang diberi ruang untuk berkembang. Dialog sering kali terasa datar, dengan twist cerita mudah ditebak. Memang ada ada momen-momen sinematik yang kuat, mereka tidak cukup untuk menutupi kelemahan struktural dalam storytelling.
Jantung utama Lost Soul Aside memang terletak pada sistem gameplay-nya yang berani mengusung identitasnya sendiri—sebuah perpaduan antara kecepatan, fluiditas, dan gaya sinematik yang menempatkan pertarungan sebagai sajian utamanya. Kaser, sang protagonis, bukan hanya seorang pejuang biasa; ia adalah manifestasi dari desain karakter yang dirancang untuk bergerak secepat pikiran pemain. Setiap gerakan, dari dash hingga aerial combo, terasa seperti tarian yang dikoreografikan dengan presisi, namun tetap memberi ruang bagi improvisasi.
Anda dapat mengakses empat jenis senjata utama yang masing-masing memiliki gaya bertarung dan skill yang unik. Yang pertama ada Longsword yang memberikan keseimbangan antara kecepatan dan kekuatan, kemudian Greatsword untuk serangan yang lebih berat dan memberikan efek knockback, lalu Spear yang memberikan jangkauan dan mobilitas yang lebih luas, dan terakhir adalah Scythe yang menawarkan serangan area dan efek crowd control. Transisi antar senjata dapat dilakukan secara real-time, yang memungkinkan Anda untuk dapat menciptakan rantai combo yang tak putus dan memuaskan. Sistem ini mengingatkan kami pada Devil May Cry, namun dengan pendekatan yang lebih sinematik dan efek visual yang lebih ekspresif.
Lord Arena, entitas naga yang menyatu dengan Kaser, berperan sebagai pendamping aktif dalam pertarungan. Ia dapat dipanggil untuk memberikan serangan tambahan, melindungi dari serangan musuh, atau bahkan membuka akses ke skill khusus yang aktif ketika bar skill-nya telah terisi penuh. Kehadiran Arena menambah lapisan strategi tambahan, terutama dalam pertarungan boss yang menuntut timing, positioning yang presisi dan juga damage serangan yang berarti.
Sistem dodge dan parry-nya tak luput menjadi pelengkap strategi pertarungan yang cukup responsif, meski tidak sepresisi game seperti Sekiro atau Bayonetta. Menariknya, terdappat fitur auto-assist yang aktif setelah game membaca Anda mengalamai kesulitan setelah beberapa kali kematian. Fitur ini dapat memberikan akses ke skill burst atau efek invulnerability sementara — yang sedikit dapat membantu Anda, namun bisa jadi ini akan mengurangi rasa puas bagi Anda yang mencari tantangan murni, karena akan membuat jalannya permainan menjadi lebih mudah.
Pertarungan boss juga menjadi highlight tersendiri. Setiap boss memiliki pola serangan yang kompleks, fase bertarung yang berubah seiring berjalannya waktu, dan desain visual yang mengesankan. Namun, AI musuh biasa masih cenderung repetitif dan mudah dieksploitasi, terutama di area terbuka yang minim variasi medan.
Di luar pertarungan, gameplay Lost Souls Aside menawarkan eksplorasi dunia semi-terbuka yang terdiri dari beberapa zona besar. Sayangnya, interaktivitas bak dari lingkungan maupun karakter NPC sangat terbatas. Banyak area yang indah secara visual namun tidak memberikan reward eksplorasi yang berarti. Platforming terasa floaty dan kurang presisi, sering kali membuat kami kesulitan untuk menentukan navigasi. Puzzle yang tersebar di dunia game cenderung sederhana dan tidak memberikan tantangan berarti, lebih berfungsi sebagai jeda naratif daripada elemen gameplay yang substansial.
Melihat dari aspek RPG-nya, game ini menerapkan sistem progression character berbasis upgrade poin yang memungkinkan Anda untuk meningkatkan status senjata dan membuka skill baru. Namun, sistem ini terasa linear dan kurang memberi ruang untuk eksperimen build. Tidak ada sistem crafting atau elemen RPG mendalam seperti status efek, elemental synergy, atau branching skill tree yang kompleks.
Secara keseluruhan, gameplay Lost Soul Aside adalah sebuah pertunjukan visual yang memukau, namun kadang terjebak dalam prioritas gaya dibanding substansi. Ia berhasil menciptakan momen-momen pertarungan yang epik dan memuaskan, namun belum sepenuhnya mampu membangun dunia dan sistem yang mendukung eksplorasi dan replayability jangka panjang.
Presentation
Visual
Jika ada satu aspek yang patut diacungi jempol, tentu saja kami apresiasi dari sisi presentasi visualnya. Lost Soul Aside adalah sebuah pertunjukan yang memukau yang memberikan kesegaran mata dengan torehan desain futuristic dan pencahayaan yang modern. Desain karakter utama seperti Kaser dan Arena tampil dengan detail tinggi dan animasi yang halus, terutama dalam adegan pertarungan. Efek skill—dari ledakan energi hingga transisi antar dimensi—dieksekusi dengan gaya yang sangat sinematik, mengingatkan pada Final Fantasy XV dan Devil May Cry 5. Namun, kualitas ini tidak selalu konsisten di seluruh aspek visual.
Lingkungan dunia game, meskipun luas dan bervariasi secara tematik, sering kali terasa datar secara tekstur dan pencahayaan. Beberapa area seperti padang Voidrax atau reruntuhan kota GLIMMER memiliki desain artistik yang kuat, namun kurang didukung oleh detail lingkungan yang hidup. NPC yang statis, minimnya interaksi lingkungan, dan efek partikel yang kadang overused membuat dunia terasa lebih seperti panggung daripada tempat yang benar-benar dihuni.
Cutscene, seharusnya menjadi kekuatan sinematik utama game ini. Transisi antar adegan dilakukan dengan mulus, dan framing kamera sering kali terasa seperti hasil kerja sutradara film aksi. Namun sayangnya, ekspresi karatker yang sangat datar tidak dapat mengimbangi adegan-adegan aksi yang seru. Selain itu, game ini juga memiliki performa yang kurang optimize setidaknya saat awal rilis game ini. Berdasarkan pengujian pada sistem PC yang kami gunakan, setting graphic maksimal dengan menggunakan monitor 2K ultrawide, frame rate yang stabil di kisaran 70–90 fps bisa tiba-tiba drop ke 20–30 fps saat cutscene berat berlangsung. Penggunaan VRAM yang tinggi membuat game ini menuntut spesifikasi tinggi, dan ray-tracing hanya disarankan untuk GPU kelas atas seperti RTX 4070 ke atas.
Audio
Dari sisi audio, Lost Soul Aside menghadirkan komposisi musik latar yang atmosferik dan emosional. Soundtrack-nya menggabungkan elemen orkestra dengan ambient elektronik, menciptakan nuansa yang mendukung baik momen introspektif maupun pertarungan intens. Track seperti “Echoes of Louisa” dan “Voidrax Surge” menjadi highlight yang memperkuat identitas emosional game ini. Sayangnya, mixing audio kadang tidak seimbang—efek suara skill bisa terlalu dominan dan menenggelamkan musik latar, terutama saat pertarungan besar.
Voice acting adalah aspek yang paling polarizing. Versi bahasa Mandarin dan Jepang menawarkan performa yang lebih ekspresif dan sesuai dengan tone naratif. Sebaliknya, versi English terasa datar dan kurang selaras dengan emosi karakter. Intonasi Kaser dalam versi English sering kali terdengar seperti pembacaan naskah, bukan ekspresi karakter yang sedang mengalami trauma atau konflik batin. Hal ini berdampak langsung pada immersion, terutama dalam cutscene yang seharusnya menjadi titik emosional.
Secara keseluruhan, Lost Soul Aside adalah game yang ingin tampil sebagai opera visual dan audio, namun belum sepenuhnya berhasil menyatukan keduanya dalam eksekusi teknis yang solid. Ia memiliki momen-momen sinematik yang luar biasa, namun performa PC yang tidak stabil dan kualitas dubbing yang tidak merata membuat pengalaman bermain terasa terfragmentasi. Bagi pemain yang mengutamakan atmosfer dan sinematik, versi konsol dengan dubbing Jepang atau Mandarin mungkin menjadi pilihan terbaik.
Value
Dengan harga rilis standar sebesar $59.99 untuk versi reguler dan $69.99 untuk Digital Deluxe Edition, Lost Soul Aside menempatkan dirinya sejajar dengan mayoritas game AAA modern. Versi Deluxe menawarkan tambahan kosmetik senjata, skin Arena, booster XP dan health, serta digital soundtrack dan artbook—bonus yang menarik bagi kolektor dan penggemar estetika, namun tidak berdampak signifikan pada gameplay inti.
Dari sisi konten, game ini menawarkan kampanye single-player berdurasi sekitar 18–22 jam, tergantung gaya bermain dan eksplorasi. Tambahan misi sampingan dan zona opsional bisa memperpanjang durasi hingga 30 jam, namun replayability terbatas karena minimnya sistem build yang fleksibel atau mode tambahan seperti New Game+ atau Arena Challenge. Tidak ada fitur multiplayer atau co-op, sehingga nilai jangka panjang sangat bergantung pada kekuatan naratif dan sistem pertarungan.
Jika dibandingkan dengan game sejenis seperti Devil May Cry 5 atau Bayonetta 3, yang menawarkan sistem ranking, unlockable moveset, dan replay value tinggi, Lost Soul Aside terasa lebih linear. Ia lebih cocok untuk Anda yang mencari pengalaman visual dan emosional yang intens, bukan tantangan mekanik atau eksplorasi sistem yang dalam.
Namun, perlu dicatat bahwa performa versi PC belum sepenuhnya optimal. Beberapa pengguna melaporkan frame drop saat cutscene dan penggunaan VRAM yang tinggi bahkan di resolusi 1080p. Ini bisa menjadi faktor pengurang value, terutama bagi pemain yang tidak memiliki sistem kelas atas. Jadi, sangat wajar jika sebagian Anda mungkin akan berpikir untuk membeli game ini saat event diskon.
Conclusions
Lost Soul Aside adalah sebuah karya yang lahir dari keberanian seorang individu untuk bermimpi besar, dan tumbuh menjadi proyek ambisius yang ingin menyaingi raksasa industri. Ia bukan sekadar game, tapi sebuah pernyataan visual tentang bagaimana passion bisa melahirkan sesuatu yang sinematik, indah, dan penuh potensi. Namun, di balik kilau efek dan pertarungan yang memukau, tersimpan ketidakseimbangan antara gaya dan substansi—sebuah dunia yang luas tapi hampa, narasi yang emosional tapi belum matang, dan sistem yang ingin dalam tapi belum selesai.
Bagi sebagian pemain, Lost Soul Aside akan menjadi pengalaman yang memikat dan menginspirasi, terutama mereka yang menghargai estetika dan atmosfer sinematik. Tapi bagi yang mencari kedalaman mekanik, eksplorasi dunia yang hidup, atau narasi yang benar-benar menggugah, game ini mungkin akan terasa seperti jiwa yang belum menemukan tempatnya. Ia adalah karya yang pantas diapresiasi, namun juga layak dikritisi—karena dari sanalah, potensi sejatinya bisa tumbuh lebih utuh.
+ Sistem Pertarungan yang Fluid dan Spektakuler
+ Visual Modern dan Efek Skill yang Memukau
+ Soundtrack yang Atmosferik dan Emosional
+ Boss Battle yang Menantang dan Variatif
+ Dubbing Jepang dan Mandarin yang Lebih Ekspresif
+ Tidak ada Mikrotransaksi atau DLC Tambahan
- Narasi Utama yang Klise dan Pacing Tidak Konsisten
- Optimisasi PC yang Buruk
- Desain Level yang Terasa Usang
- AI Musuh yang Kurang Cerdas
- Voice Acting Versi English yang Kurang Emosional
- Dunia Terbuka yang Kosong dan Minim Interaktivitas
- Sistem Progression yang Linear dan Minim Eksperimen Build
- Harga yang Relatif terlalu tinggi