[Review] Instruments of Destruction

Game-game berbasis fisika (physics-based) cukup diminati oleh komunitas pemain game yang suka menyelesaikan suatu tantangan yang tidak biasa dari video game pada umumnya. Goat Simulator, Octodad: Deadliest Catch, Kerbal Space Program, Moving Out, dan Human: Fall Flat adalah beberapa contoh game yang masuk kategori ini.

Tahun ini Instruments of Destruction akhirnya rilis untuk konsol, sebuah game dengan fitur advanced physics-based destruction menggunakan kendaraan… atau singkatnya game demolition simulator. Game ini dibuat oleh Luke Schneider yang dahulu merupakan lead tech designer dari game Red Faction: Guerilla, mendirikan studio developer seorang diri bernama Radiangames.

Simak ulasan lengkapnya berikut ini!

Gameplay

Anda adalah seorang operator serangkaian kendaraan canggih yang dirancang untuk berbagai macam metode penghancuran, dan ditugaskan untuk membersihkan beberapa bangunan tua dan terbengkalai di rangkaian pulau-pulau terpencil. Kembali, game ini lebih fokus kepada fitur dibandingkan narasi, tidak ada plot twist atau kejutan narasi di tengah permainan.

Permainan Instruments of Destruction sangat sederhana dan jelas: Anda mengendarai kendaraan-kendaraan unik dan fiksi untuk mencoba menghancurkan bangunan dan sasaran lain yang telah ditentukan. Kendaraan-kendaraan tersebut memiliki desain yang unik dan cara mengendarai yang berbeda satu dengan lainnya, sehingga tiap misi memiliki tantangan yang selalu bersifat baru.

Saat memilih mode Campaign, Anda akan menjalankan misi-misi dengan bentuk kepulauan kecil lengkap dengan kendaraan dan objektif misi yang sudah ditentukan. Karena ini game berbasis fisika, mengendarai kendaraan tidaklah semudah seperti game-game racing, melainkan Anda harus bergerak maju-mundur-kiri-kanan secara perlahan-lahan dan penuh hati-hati, karena Anda dengan mudah dapat menggagalkan misi.

Dengan tiap misi berbentuk kepulauan kecil, Anda harus berpindah-pindah dengan kombinasi antara tombol gas dan semacam booster agar kendaraan Anda dapat melaju melayang tinggi, namun dengan menekan tombol boost secara terus menerus dapat menyebabkan kendaraan Anda terbalik di udara dan jatuh ke dalam lautan sekitar. Tidak perlu khawatir, game ini tidak memiliki fitur semacam HP, jadi setiap kendaraan Anda rusak atau tenggelam Anda dapat mengulang misi tersebut.

Menghancurkan tiap bangunan terasa memuaskan namun memiliki trik masing-masing, karena perbedaan jenis kendaraan yang ditentukan memiliki bentuk dan kemampuan masing-masing. Terkadang di samping bangunan terdapat tong-tong berwarna merah dimana jika tersentuh dapat meledak, membuat kendaraan Anda terlempar hingga posisi terbalik, bahkan mendarat di lautan, menyebabkan misi gagal.

Jika Anda berhasil menyelesaikan tiap misi dengan peringkat tiga bintang maka akan terbuka mode Challenge di misi tersebut, dengan disediakan kendaraan yang berbeda dari mode campaign. Sesuai nama, jika Anda merasa cukup ahli dapat mencoba menyelesaikan mode tantangan di tiap misi dan memamerkan hasilnya di media sosial atau media online lainnya.

Jika Anda sukses menyelesaikan semua misi di mode Campaign, Anda dapat melanjutkan permainan di mode Build & Destroy, dimana Anda diminta untuk membangun kendaraan sendiri terdahulu sebelum akhirnya menggunakannya untuk menghancurkan bangunan-bangunan di misi tersebut. Mode ini menurut menarik bagi para penggemar perakit mainan atau LEGO karena imajinasi Anda adalah batasnya, memberikan kepuasaan tersendiri jika Anda berhasil membuat suatu kendaraan yang unik dan fungsional. Di mode ini juga terdapat sasaran mencapai peringkat tiga bintang untuk membuka mode challenge.

Dari pengalaman selama bermain, tombol-tombol analog terasa kurang responsif sehingga sangat susah menggerakkan kendaraan untuk belok ke kanan atau kiri, sehingga sangat mudah untuk melakukan kesalahan-kesalahan yang mengakibatkan kendaraan menabrak tembok atau jatuh ke laut. Selain itu dengan sistem harus menyelesaikan beberapa misi secara berurutan untuk membuka kelanjutan campaign berikutnya menurut saya cukup mengganggu, seharusnya pemain diberikan kebebasan untuk menyelesaikan misi manapun yang mereka inginkan.

Presentation

Visual

Detil puing-puing dan ledakan saat kendaraan kita menabrak bangunan sangat indah dan memuaskan, ditambah animasi saat bangunan tersebut runtuh dan jatuh ke permukaan tanah. Saat sedang mendesain kendaraan sendiri bagian-bagian mesin terlihat cukup detil dan memiliki perbedaan satu sama lainnya. Seandainya terdapat fitur Photomode akan membuat game ini menjadi lebih menarik disaat Anda ingin mengabadikan screenshot menghancurkan bangunan atau kendaraan-kendaraan hasil kreasi sendiri.

Audio

Efek suara Instruments of Destruction terdengar sangat pas dengan animasi suara kendaraan, tabrakan dan reruntuhan. Lagu soundtrack game terdengar seperti video game action atau arcade era 90an, sesuai dengan tema game.

Value

Selain kedua mode utama terdapat juga mode Sandbox bagi Anda yang ingin mengeksplorasi game tanpa ada sasaran dan batas waktu, dan mencoba membangun kendaraan kreasi sendiri dan melakukan uji coba mengendarainya. Seandainya game ini memiliki fitur dimana Anda dapat membagikan hasil kreasi kendaraan Anda kepada pemain lain agar dapat dicoba beserta diberikan nilai akan menjadi lebih menarik, karena akan menjadi game komunitas penggemar perakit kendaraan.

Conclusions

Untuk studio seorang sendiri, Instruments of Destruction memberikan permainan demolition simulator yang cukup kreatif. Melihat tiap bangunan hancur berkeping-keping dari hasil tabrakan atau ledakan memberikan rasa puas tersendiri. Sayangnya cara menghancurkan para bangunan kurang bervariasi dan beberapa tantangan terasa cukup menyulitkan, sehingga dapat membuat para pemain mudah untuk frustrasi. Membangun kendaraan tersendiri yang fungsional di game berbasis fisika ini memberikan kepuasaan, sayangnya tidak ada wadah untuk saling berbagi.