Ghost of Yōtei
Sucker Punch Productions
PlayStation Studios
2 Oktober 2025
PS5
Action-adventure
Dewasa
Blu-ray, Digital
85.12 GB
Rp 1.029.000 (Standard)
Rp 1.169.000 (Deluxe)
Tahun 2025 bisa dibilang tahun yang cukup sepi untuk game ekslusif PS5 karena Sony tengah sibuk mem-porting game mereka ke PC atau me-remastered game lama mereka. Sampai pertengahan tahun ini, hanya ada Death Stranding 2: On The Beach saja yang benar-benar eksklusif untuk PS5. Tapi, pemilik PS5 kini bisa sedikit bernafas lega karena di awal bulan Oktober nanti, akhirnya kita kedatangan game eksklusif baru dari Sucker Punch Productions, yaitu Ghost of Yōtei.
Sebelumnya, kami ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada PlayStation Asia dan Sucker Punch Productions yang telah memberikan review copy untuk game ini sehingga kami berkesempatan memainkannya jauh lebih awal untuk diulas secara lengkap sebelum tanggal rilisnya tiba.
Jadi, apakah game ini menawarkan sesuatu yang baru atau hanya sekedar berbeda kulit saja dari Ghost of Tsushima?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Story
Ghost of Yotei membawakan kisah seorang protagonis baru bernama Atsu, seorang prajurit wanita yang dikenal sebagai Onryo, sebuah istilah untuk roh pendendam dalam cerita rakyat Jepang. Game ini berlatarkan era feodal Jepang di tahun 1603, sekitar 300 tahun setelah peristiwa di Ghost of Tsushima. Meskipun demikian, Atsu tidak memiliki keterkaitan apapun dengan Jin Sakai dari game sebelumnya.
Di masa lalu, Atsu tinggal dengan bahagia di suatu tempat di wilayah Ezo bersama adik dan kedua orang tuanya. Pada suatu hari ketika bermain adiknya, mereka menemukan seorang pria paruh baya dan membawanya datang ke rumah mereka. Tak disangka, orang tersebut adalah Lord Saito, salah satu anggota kelompok penjahat Yotei Six yang punya sejarah kelam dengan Ayah Atsu.
Selain Lord Saito, masih ada lima anggota keji lainnya yang dijuluki The Snake, The Oni, The Kitsune, The Spider dan The Dragon. Singkat cerita, keenam anggota Yotei Six pun mendatangi tempat tinggal Atsu dan tanpa ampun membantai keluarga Atsu dan menghancurkan rumahnya. Beruntung Atsu masih bisa bertahan hidup dari serangan tersebut. Tapi, peristiwa tersebut tentu saja membuat Atsu menderita seumur hidupnya. Ia pun berlatih keras agar bisa balas dendam kepada Yotei Six.
Mampukah Atsu membalaskan dendamnya seorang diri?
Temukan jawabannya dengan memainkan Ghost of Yōtei!
Gameplay
Ghost of Yōtei merupakan game kedua dari franchise “Ghost” milik Sucker Punch Productions. Meskipun sama-sama mengusung judul yang mirip, Ghost of Yotei bukanlah sekuel dari Ghost of Tsushima karena tidak memiliki keterkaitan secara langsung, baik dalam latar tempat, dunia, cerita maupun karakter. Pada dasarnya, Ghost of Yotei masih mengadopsi genre serupa dengan Ghost of Tsushima, yaitu Action-adventure dengan konsep dunia terbuka.
Anda akan berperan sebagai Atsu, seorang Ronin wanita yang sedang berada dalam upayanya membalaskan dendam keluarganya yang telah dibantai oleh sekelompok orang bertopeng yang dikenal dengan nama Yotei Six. Nama Atsu pun mulai menyebar ke daratan Ezo dan ia dijululi sebagai Onryo (roh pendendam). Atsu pun akhirnya menjadi buronan publik dan ada hadiah besar bagi mereka yang bisa membawa kepalanya.
Berikut kami bahas aspek gameplay selengkapnya:
Exploration
Ghost of Yotei sebenarnya masih mengadopsi gaya eksplorasi ala Ghost of Tsushima. Di sini Anda akan berpetualang di sebuah area baru bernama Ezo, yang saat ini dikenal dengan nama Hokkaido. Anda masih bebas menjelajahi dunianya dengan petunjuk berupa arah angin yang berhembus, hewan-hewan seperti rubah atau burung, papan kayu atau rumor dari penduduk sekitar.
Sesi platforming seperti memanjat tebing, berayun dengan grappling hook masih ada di sini, tapi bagian ini tidak terlalu banak improvisasi dari sebelumnya. Menurut kami, sesi platforming di sini belum seluwes apa yang ditawarkan Assassin’s Creed Shadows karena Atsu tidak bisa memanjat segala jenis bidang vertikal sehingga tetap ada keterbatasan ruang panjat.
Anda bisa menjalani Main Quest terus menerus tanpa henti atau bisa melipir menjalani misi sampingan, semuanya bisa Anda lakukan tanpa urutan yang linear. Namun, misi-misinya sendiri tetaplah terbagi atas kategori tertentu seperti Main Quest untuk mencari keberadaan Yotei Six, lalu ada misi sampingan seperti memburu buronan, belajar senjata baru dengan Sensei, menghancurkan markas musuh, berendam di pemandian air panas atau sekedar berdoa di altar.
Ikon-ikon misi ini tidak langsung diberikan pada peta. Jadi, Anda harus mencari atau membeli informasi tersebut, kemudian Anda akan mendapatkan potongan peta tentang keberadaan misi tersebut. Uniknya, akan ada semacam mini-game kecil, di mana Anda harus mencocokkan potongan peta yang didapat dengan peta yang Anda miliki. Setelah cocok, maka ikon tersebut baru akan muncul di peta Anda.
Game ini menghilangkan sistem experience dari prekuelnya yang biasanya Anda dapatkan dari pertarungan atau misi sampingan. Jadi untuk mempelajari skill baru, Anda harus mencari Altar yang tersebar di daratan Edo, kemudian berdoa di hadapannya dan Anda bisa meng-upgrade skill Atsu sesuai dengan pilihan Anda. Dengan perubahan seperti ini, Anda akan lebih termotivasi untuk melakukan eksplorasi karena hasilnya akan menunjang atribut Atsu ke depannya.
Selama berada di alam liar, Anda bisa mendirikan perkemahan sebagai tempat peristirahatan sementara. Selama berkemah, Atsu bisa melakukan beberapa aktivitas seperti memasak makanan yang memberikan buff bagi dirinya, bermain Shamisen (alat musik petik tradisional Jepang bersenar tiga yang bentuknya seperti gitar) atau tidur untuk memulihkan staminanya.
Selama berkemah, terkadang ada NPC yang mendatangi Atsu untuk bercengkrama atau menawarkan dagangannya. Akan tetapi, tentu saja Anda harus lihat-lihat situasi untuk mendirikan kemah, karena jika disekitar ada musuh, mereka bisa mendatangi Anda dan menantang Anda untuk bertarung.
Oh iya, di beberapa area tertentu seperti rumah Atsu, memiliki fitur khusus di mana Anda dapat “melompati waktu” secara seamless. Dengan menahan Touchpad, nantinya akan ada transisi dari masa sekarang menuju masa lalu atau sebaliknya tanpa adanya layar loading. Fitur ini jelas bertujuan untuk memperlihatkan kemampuan SSD PS5 yang bisa me-render dua dunia berbeda dalam waktu yang hampir instan, persis dengan apa yang pernah diterapkan dalam game Ratchet & Clank: Rift Apart.
Combat
Atsu akan dibekali dua bar yang berada di kiri bawah layar, yaitu Health Bar dan Spirit Bar. Health Bar menunjukkan kesehatan karakter yang jika terkuras habis, maka karakter akan tumbang. Sementara, Spirit Bar berfungsi layaknya MP pada game RPG, di mana ia berfungsi untuk bermacam-macam teknik seperti Heal, Special Attack dan sejenisnya. Spirit Bar dapat terisi ketika Anda berhasil menghabisi lawan, melakukan Parry, menggunakan item atau tidur di perkemahan. Kedua bar tersebut nantinya dapat terus meningkat dengan cara berendam di air panas atau menyelesaikan mini-game potong bambu.
Walaupun bukanlah seorang Samurai maupun Ninja, Atsu tetap punya dua opsi pilihan bertarung, yaitu secara frontal ataupun Stealth. Mekanik pertarungannya sendiri sebenarnya masih mirip dengan Tsushima, di mana Atsu dapat melancarkan serangan Light Attack, Heavy Attack, menghindar, menangkis hingga melakukan Parry.
Yang terbaru, Atsu seringkali akan dibantu oleh seekor serigala yang ia tolong sebelumnya. Kemunculan serigala ini tergantung apakah ada sarang mereka di dekat tempat pertempuran. Awalnya, serigala akan muncul secara acak, namun ketika Anda sudah meng-upgrade skill Atsu dan serigala, maka mereka bisa dipanggil dalam kondisi tertentu seperti mengaktifkan Onryo Howl atau melempar senjata.
Fitur lama seperti Stand Off, juga masih bisa Anda lakukan di sini. Stand Off adalah sebuah fitur yang mengizinkan Anda untuk menantang duel para musuh secara terang-terangan sambil mempersiapkan kuda-kuda sebelum menebas mereka dengan satu serangan. Fitur ini bisa Anda picu dengan menekan tombol L1 ketika memasuki wilayah musuh.
Anda diminta untuk menahan tombol segitiga sambil menunggu momen yang tepat mengeluarkan pedang dari sarungnya. Namun, Anda juga perlu berhati-hati karena musuh juga bisa melakukan Feint atau gerakan pura-pura yang memancing Anda. Apabila salah mengantisipasi hal tersebut, Health Bar Anda bisa terkuras habis yang membuat Atsu sekarat.
Menariknya, sekarang fitur Stand-off mendapatkan tambahan baru, di mana jika ada serigala yang berkeliaran di dekat Anda atau ketika Anda sedang membawa rekan, maka mereka akan turut serta dalam sesi Stand-Off ini, sehingga Anda bisa membunuh lebih banyak musuh dalam duel.
Ucapkan selamat tinggal pada mekanik Stance yang agak rumit itu karena kini Atsu punya mekanik baru untuk mengganti senjata melee saat bertarung. Total ada lima senjata yang bisa Anda pilih, yaitu Katana, Dual Katana, Yari (tombak), Kusari-gama dan Odachi (pedang besar). Anda bisa mengganti senjata dengan cara menahan tombol R2 ditambah salah satu tombol aksi yang dialokasikan untuk setiap jenis senjata. Tiap jenis senjata punya keunggulan terhadap jenis senjata lain yang digunakan oleh musuh.
Sebagai contoh, jika musuh menggunakan senjata panjang seperti tombak, maka Anda harus mengganti senjata Atsu menjadi Dual Katana agar bisa melakukan Parry dan menghancurkan pertahanannya. Begitu pula dengan musuh yang menggunakan Kusari-gama atau arit, harus diantisipasi menggunakan Yari, agar Atsu bisa menghadapinya. Keunggulan senjata ini juga berlaku dari musuh kepada Atsu, jadi pastikan jangan sampai musuh menyerang dengan senjata yang lebih unggul dari Anda.
Selain itu, ada juga mekanik baru bernama Disarm, di mana Anda dan musuh sama-sama bisa menjatuhkan senjata dengan serangan tertentu. Jika Anda melihat ada kilatan kuning pada musuh, itu adalah pertanda bahwa mereka hendak melucuti senjata Anda. Apabila terkena serangan kuning itu, senjata Anda bisa jatuh ke tanah dan Anda harus mengambilnya lagi untuk bisa menggunakannya. Ini adalah kondisi yang sangat berbahaya karena saat Atsu tanpa senjata, ia menjadi sangat rentan terhadap serangan.
Oh iya, selama pertarungan, terkadang Anda akan memungut senjata musuh yang jatuh atau tergeletak seperti pedang, tombak dan sejenisnya, untuk kemudian dilemparkan ke arah musuh. Senjata lempar ini seringkali efektif untuk digunakan, bahkan dalam pertarungan boss sekalipun.
Selain senjata melee, Atsu juga dibekali dengan senjata jarak jauh dan senjata lempar. Anda masih bisa menembakkan anak panah menggunakan busur dari jarak jauh, tetapi butuh bidikan yang presisi agar bisa mengenai tepat sasaran. Senjata lempar seperti bom api dan bom asap juga cukup berguna apabila Anda menghadapi musuh dalam jumlah banyak. Selain itu, ada pula semacam kantong pasir yang bisa Anda gunakan untuk mengganggu pandangan musuh saat bertarung.
Tidak hanya bertarung secara frontal, game ini juga menyediakan opsi untuk bermain secara Stealth. Atsu dapat melakukan Assassination menggunakan pedangnya dengan menekan segitiga pada musuh yang sedang lengah. Untuk melakukan Stealth dengan tepat, biasanya Anda harus bersembunyi do rerumputan tinggi, di balik tembok atau objek apapun yang bisa menutupi keberadaan Atsu. Di awal permainan, Anda hanya bisa membunuh musuh standar satu per satu. Seiring berkembangnya upgrade, nantinya Anda juga bisa melakukan Stealth Kill lebih dari satu musuh atau bahkan menghabisi musuh berbadan besar.
Saat pertarungan berakhir, ada satu fitur tambahan yang membuat alur pertempuran terasa lebih imersif, yaitu interogasi. Dalam sesi interogasi ini, biasanya akan ada opsi pertanyaan atau topik yang akan diajukan oleh Atsu kepada musuh terakhir yang sekarat.
Jawaban dari para musuh ini, nantinya akan mempengaruhi progress Anda seperti membuka wilayah baru, misi baru atau lainnya. Sayangnya, tidak ada pilihan untuk membunuh atau melepaskan mereka karena sebagian besar musuh tersebut akan dilepaskan oleh Atsu untuk kabur. Padahal, jika ada opsi untuk menghabisi mereka, rasanya akan lebih memuaskan.
Gimmicks & Mini-Games
Sebagai salah satu developer first-party dari PlayStation Studios, Sucker Punch Productions menyematkan cukup banyak gimmick dan mini-game baru untuk menambah variasi gameplay. Sesi ini juga dimanfaatkan dengan baik untuk memamerkan kemampuan kontroler DualSense. Hampir semua aktivitas sampingan Atsu punya gimmick yang interaktif seperti bermain musik dengan Shamisen, menempa senjata dengan, membuat api unggun, menulis huruf kanji, memasak makanan dan lain sebagainya.
Saat pertama kali menemukan gimmick tersebut, mungkin Anda akan merasa ini adalah hal yang sangat menarik dan imersif. Tapi ketika Anda sudah melakukannya berulang-ulang, percayalah pasti Anda ingin cepat-cepat menyelesaikan sesi tersebut. Untungnya, developer menyediakan opsi untuk meng-Skip sesi ini, sehingga Anda tidak perlu melakukan mini-game tersebut secara manual.
Selain aktivitas sampingan, developer juga menyediakan mini-game berhadiah berupa “sentil koin” yang punya mekanik dan aturannya tersendiri. Jadi, di atas meja akan disebar sejumlah koin. Kemudian, Anda dan lawan Anda akan bergantian menyentil koin yang Anda pilih untuk mengenai koin lain. Anda harus menyentil satu koin untuk mengenai satu koin lainnya untuk mendapatkan koin. Jika berhasil, maka Anda akan terus mendapat giliran menyentil sampai akhirnya menang.
Namun, apabila koin yang terkena sentilan Anda lebih dari satu, maka Anda tidak dapat poin dan harus berganti giliran dengan lawan. Dan jika ada koin yang terjatuh dari meja, lawan akan mendapatkan poin dan Anda juga kehilangan giliran. Menariknya, mini-game ini sangat dipengaruhi oleh seberapa keras dan lembutnya Anda menekan tombol R2. Jadi, jika Anda menekannya terlalu dalam, maka koin akan meluncur kencang dan bisa terpental keluar meja. Oleh karena itu, Anda harus menyentilnya dengan penuh perasaan agar bisa memenangkan mini-game ini.
Presentation
Visual
Anda merasa Ghost of Tsushima sudah menyajikan pemandangan dunia paling indah dalam dunia game? Simpan dulu argumen tersebut karena semuanya akan berubah setelah Anda melihat dunia yang ditawarkan oleh Ghost of Yotei. Luas dunia yang dihadirkan dalam game ini mungkin ukurannya kurang lebih sama dengan Ghost of Tsushima, tapi panorama pemandangannya terasa jauh lebih kaya dan kompleks.
Visual game ini didominasi oleh warna kuning yang menjadi warna tema dari Atsu. Anda akan sering menemukan hamparan padang rumput dan bunga yang luas lengkap dengan bunga-bunga yang menyelimutinya, lalu ada juga pegunungan salju yang penuh badai, tebing terjal yang bisa Anda daki, sungai air jernih yang mengalir deras, rumah dan kastil tradisional yang megah, pantai berpasir yang indah dan masih banyak lagi pemandangan keren yang sedap dipandang mata. Tidak hanya itu saja, perubahan waktu dan cuaca yang dinamis, juga menambah imersivitas saat permainan berlangsung. Kami benar-benar kehabisan kata-kata untuk menggambarkan keindahan visual yang ditawarkan oleh game ini.
Mode filter hitam putih bernama Kurosawa Mode masih ada dalam game ini. Tapi yang menarik, ada tambahan dua mode baru yang bisa Anda pilih, yaitu Miike Mode dan Watanabe Mode. Jika Anda mengaktifkan Miike Mode, maka sudut pandang kamera akan lebih dekat dan brutal, serta akan lebih banyak cipratan darah dan lumpur seperti yang digambarkan dalam karya-karya Takashi Miike.
Sementara itu, Watanabe Mode akan membuat atmosfer permainan terasa berbeda karena musik-musiknya akan diganti dengan soundtrack lo-fi Hip Hop ala Samurai Champloo. Dan seperti sudah menjadi tradisi game first-party milik Sony, developer juga menyediakan Photo Mode lengkap dengan ragam efek visual fantastis untuk Anda yang senang mengabadikan momen terbaik selama permainan.
Audio
Berlatarkan negeri Sakura tempo dulu, alunan musik khas Jepang ala Samurai sudah pasti akan menemani perjalanan Atsu selama berpetualang. Musik selama petualangan dan pertarungan silih berganti secara intens untuk membangun atmosfer era feodal yang begitu kental. Efek suara dari setiap tebasan senjata pun terasa sangat memuaskan hingga membuat telinga Anda dimanjakan. Pun dengan ledakan-ledakan yang dihasilkan dari bom atau bahan peledak lainnya. Semuanya terasa menggelegar di telinga. Tak lupa juga keindahan alunan musik yang kerap kali keluar dari alat musik Shamisen yang dipetik oleh Atsu, sungguh menenangkan jiwa.
Melanjutkan tradisi dari game sebelumnya, Sucker Punch menghadirkan dua pilihan sulih suara, Bahasa Inggris dan tentu saja Bahasa Jepang agar terasa lebih otentik. Kedua sulih suaranya digarap dengan sangat serius sehingga bisa menghasilkan kualitas yang maksimal. Terlepas dari isu apapun yang ada di dunia nyata, menurut kami Erika Ishii memainkan perannya dengan sangat baik sekali di sini karena berhasil menyampaikan tiap emosi yang dirasakan oleh Atsu. Anda bisa merasakan bagaimana kemarahan Atsu pada Yotei Six yang telah menghancurkan keluarganya, merasakan kehangatan Atsu pada orang-orang sekitarnya dan bagaimana depresinya ia ketika kehilangan petunjuk untuk melacak keberadaan musuh-musuhnya.
Value
Apakah Ghost of Yōtei hanyalah game yang berbeda “kulit” saja dari Ghost of Tsushima? Tentu saja tidak karena Sucker Punch telah bekerja keras untuk menghadirkan banyak improvisasi yang membuat pengalaman bermain Anda jauh lebih kaya dari game sebelumnya. Game ini punya banyak daya tarik unik yang membuat Anda tercengang selama memainkannya.
Dari latar dunia, game ini menyajikan tempat baru yang menyegarkan. Ezo, atau yang sekarang dikenal dengan Hokkaido, benar-benar menyajikan pemandangan yang luar biasa indah. Setiap medan yang Anda lewati tampak menakjubkan. Hal ini tentu saja berdampak pada meningkatkannya mood bermain Anda sehingga termotivasi untuk menjelajahi setiap sudut dunianya.
Dari sisi cerita, Atsu membawakan kisah balas dendamnya yang didasari atas pencarian keadilan karena keluarganya yang telah dibunuh oleh para penguasa. Cerita ini terasa lebih personal dan mendalam karena sering kita temui dalam kehidupan nyata. Kami sendiri merasa lebih relate dengan cerita Atsu daripada Jin Sakai dulu.
Dari sisi gameplay, Anda benar-benar diberikan kebebasan untuk menjelajahi dunianya sejak awal. Meskipun tetap ada batasan area yang dikunci atas nama cerita, namun saya merasa eksplorasi di sini jauh lebih menarik. Fitur Fast Travel-nya yang hampir instan, membuat perpindahan tempat jadi lebih efisien karena Anda akan sering sekali bolak-balik mondar-mandir ke suatu tempat yang sudah Anda kunjungi untuk menyelesaikan quest.
Dari sisi presentasi, ia juga mengalami peningkatan yang signifikan. Visualnya terasa naik level dari Tsushima. Performanya sangat stabil di berbagai situasi hingga membuat pengalaman bermainnya jauh lebih mulus. Berkat teknologi Tempest 3D Audio, game ini bisa menghadirkan suara yang menyebar dari segala arah.
Menurut kami, nilai dan konten yang ditawarkan oleh game ini benar-benar sepadan dengan harga Rp 1.029.000 yang ditawarkan olehnya. Jika Anda adalah penggemar game Samurai, Stealth maupun Ghost of Tsushima, ini adalah game yang wajib Anda miliki.
Conclusions
Ghost of Yōtei adalah game aksi petualangan open-world yang sangat epik, adiktif dan menakjubkan. Ia bukan sekadar kloning Ghost of Tsushima yang hanya “berbeda kulit” saja, tetapi juga berhasil memperkaya pengalaman bermain lewat pemanfaatan fitur DualSense secara maksimal. Selain itu, kisah petualangan Atsu juga dikemas lebih personal sehingga terasa lebih mendalam dan mengharukan.
Untuk memainkan game ini, sebenarnya Anda tidak perlu memainkan Ghost of Tsushima terlebih dahulu karena game ini menyajikan karakter baru, cerita baru, dunia baru, suasana baru, senjata baru, fitur baru, mini-game baru, visual baru, musik baru yang mana pengalaman penuhnya bisa Anda nikmati secara mandiri. Kendati demikian, ada nilai plus jika Anda pernah memainkan Ghost of Tsushima, seperti lebih mudah beradaptasi dengan mekanik permainannya.
+ Atsu, protagonis wanita yang kuat mental
+ Cerita yang lebih personal dan menyayat hati
+ Eksplorasi yang menarik dan bermanfaat
+ Pergantian senjata buat pertarungan lebih dinamis
+ Serigala sebagai rekan bertarung
+ Peta yang lebih bersih
+ Fitur DualSense dimanfaatkan secara maksimal
+ Sesi gimmick bisa di-Skip
+ Mini-game sentil koin yang adiktif
+ Pemandangan yang mengagumkan
+ Pilihan mode visual yang memanjakan mata
+ Soundtrack yang megah dan mewah
+ Sulih suara yang imersif dan menjiwai
+ Harga sepadan dengan konten yang ditawarkan
- Mode Multiplayer belum tersedia saat peluncuran
- Teka-teki terkadang membingungkan