Death Stranding 2: On The Beach
Kojima Productions
PlayStation Studios
26 Juni 2025
PS5
Action-adventure
Dewasa
Blu-ray, Digital
Rp 1.029.000 (Standard)
Rp 1.169.000 (Deluxe)
Nama besar Hideo Kojima di industri gaming memang punya pengaruh luar biasa. Ia adalah legenda hidup yang karya-karyanya memiliki ciri khas tersendiri. Dari mulai Metal Gear series, hingga yang terbaru adalah Death Stranding. Game fenomenal ini rilis pertama kali pada tahun 2019 lalu ini, akhirnya mendapat sekuel yang telah lama dinanti oleh para penggemarnya.
Diperlihatkan secara perdana pada event akbar The Game Awards 2022, Hideo Kojima sendirilah yang langsung mengumumkan sekuel dari Death Stranding. Lewat trailer penuh misteri, ia menampilkan banyak deretan casting bertabur bintang. Setelah penantian yang cukup lama, akhirnya kita akan sampai pada momen ini.
Sebelumnya, kami ucapkan terima kasih kepada pihak PlayStation Asia yang telah menyediakan review copy untuk kami, sehingga kami dapat menamatkannya tepat waktu dan mengulasnya secara lengkap tanpa spoiler untuk Anda. Menjadi salah satu judul game eksklusif PS5 yang paling ditunggu pada tahun ini, apakah yang sebenarnya ingin disampaikan oleh sang maestro Hideo Kojima dalam DEATH STRANDING 2: ON THE BEACH?
Simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Story
(DISCLAMER: Demi kenyamanan pengalaman bermain Anda, kami akan mengulasnya bebas dari spoiler untuk bagian cerita).
Di masa depan yang suram, Amerika Serikat berada di ambang kehancuran akibat Death Stranding—sebuah fenomena supernatural yang memicu kemunculan Beached Things (BT), makhluk tak kasat mata dari dimensi “Beach” yang memangsa jiwa manusia. Penduduk yang tercerai-berai dan hidup dalam ketakutan terpaksa berlindung di bawah tanah demi menghindari ancaman yang tak terlihat ini.
Dalam kekacauan tersebut, satu sosok muncul sebagai harapan: Sam Porter Bridges, dijuluki “The Man Who Delivers” memegang peranan penting bagi kelangsungan hidup umat manusia. Ia memikul tugas berat—mengantar kebutuhan penting melintasi medan berbahaya demi menjaga kehidupan tetap berjalan.
Setelah berhasil menyatukan Amerika Utara atas mandat United Cities of America (UCA) dalam game pertama, Sam memutuskan menarik diri dari dunia dan menghilang bersama Lou, bayi misterius yang menemaninya sepanjang perjalanan. Namun, setahun kemudian, kedamaiannya terusik saat Fragile menemukan persembunyiannya. Ia membawa kabar buruk karena ancaman Death Stranding belum sepenuhnya usai.
Dengan jaringan Chiral Network yang kini menjangkau lebih luas, dan organisasi Bridges Express yang telah digantikan oleh perusahaan independen bernama Drawbridges, Fragile meminta Sam untuk kembali menghubungkan dunia yang masih terpecah.
Namun misi kali ini lebih pribadi dan berbahaya. Sam mulai menggali masa lalu Lou yang misterius, sementara sosok lama muncul kembali—Higgs, musuh bebuyutannya, bangkit dari kematian dengan rencana mengaktifkan Last Stranding, sebuah fenomena yang akan memusnahkan umat manusia.
Apakah Sam mampu menghadapi bayang-bayang masa lalu dan menyelamatkan dunia sekali lagi?
Siapakah sebenarnya Lou?
Apakah kemanusiaan masih memiliki harapan menghadapi Death Stranding?
Temukan jawabannya dengan memainkan DEATH STRANDING 2: ON THE BEACH!
Gameplay
Seperti pada game pertamanya, DEATH STRANDING 2 masih menjadi game action open world dengan perspektif orang ketiga. Anda berperan sebagai Sam Porter Bridges, seorang pengantar paket di dunia post apocalypse yang dipenuhi dengan ancaman dari timefall dan mahluk halus Beach Things (BTs). Kali ini, Anda akan menyusuri wilayah baru untuk dihubungkan, yakni Mexico dan Australia.
Berikut kami bahas aspek gameplay selengkapnya:
Exploration
Dengan latar dunia baru yang lebih luas dan menawan, DEATH STRANDING 2 kembali menawarkan pengalaman eksplorasi epik dalam lanskap yang tak hanya memesona mata, tapi juga menyimpan misteri dan ancaman yang bisa memusnahkan umat manusia. Seperti di seri pertamanya, Anda akan kembali mengendalikan Sam Porter Bridges—sang kurir yang memikul misi krusial: mengantarkan kargo ke para penyintas yang tersebar, sekaligus menyatukan mereka dalam satu jaringan yang terpadu.
Untuk menjalankan tugas ini, Sam dibekali dengan beragam perlengkapan penting: seperti botol air minum untuk menjaga stamina, tangga yang berfungsi ganda sebagai jembatan atau alat panjat, tali untuk menuruni tebing curam, sepatu cadangan untuk mengganti alas kaki yang rusak, serta repair spray guna memperbaiki kondisi kargo yang rusak.
Namun, setiap barang bawaan memiliki bobot yang dihitung dalam kilogram, termasuk kargo, perlengkapan, dan senjata. Karena harus dibawa sekaligus, Anda dituntut untuk cermat memilih apa yang benar-benar diperlukan—sebab jika melebihi dari kapasitas angkutnya, Sam akan kesulitan bergerak dan mudah kehilangan keseimbangan.
Kendaraan seperti motor tiga roda dan truck pick up loader menjadi opsi alternatif untuk mengangkut barang dalam jumlah besar. Meski begitu, tidak semua rute bisa dilalui oleh kendaraan ini, sehingga strategi perencanaan route perjalanan yang akan Anda lalui menjadi hal yang penting.
Yang menarik, pada game kedua ini terdapat moda transportasi baru yakni monorail, dimana kereta gantung ini akan dapat membawa barang-barang yang berukuran besar dengan jumlah yang banyak, seperti hasil tambang. Selain itu, pada pertengahan game, Anda juga akan mendapat sebuah peti mati yang dapat berguna sebagai papan seluncur selama anda berada pada jaringan Chiral Network. Sehingga, pilihan moda transportasi akan semakin bertambah dan dapat Anda sesuaikan dengan kebutuhan.
Setiap lokasi yang telah bergabung ke dalam jaringan Chiral Network akan membuka akses ke berbagai fasilitas penunjang perjalanan Sam. Salah satunya adalah Private Locker, tempat penyimpanan peralatan dan senjata yang tidak diperlukan dalam perjalanan. Selama locker tersebut berada dalam jaringan yang Chiral Network yang aktif, barang-barang ini dapat Anda akses kembali dari lokasi manapun, memberikan fleksibilitas logistik yang sangat dibutuhkan.
Melalui menu Fabrication, Anda dapat membuat perlengkapan baru maupun supplies, sedangkan Garage memungkinkan pembuatan dan modifikasi kendaraan—mulai dari menambahkan decal, mengganti warna bodi, hingga memasang senjata seperti machine gun atau cannon, dengan syarat tersedianya cukup sumber daya dan material.
Dalam perjalanan yang panjang dan menantang, tak jarang Anda harus membangun struktur untuk mengatasi hambatan seperti sungai yang dalam atau tebing terjal. Di sinilah perangkat bernama Portable Chiral Constructor (PCC) berperan penting. Alat ini memungkinkan Anda untuk mengkonstruksi berbagai struktur bangunan seperti jalan, jembatan, zipline, generator untuk mengisi ulang baterai, hingga Timefall Shelter yang dapat menjadi tempat berteduh saat hujan turun sekaligus memulihkan kondisi kargo secara menyeluruh. Selama area pembangunan berada dalam jangkauan jaringan Chiral, Anda dapat menggunakan PCC secara bebas.
Keunikan lainnya terletak pada aspek multiplayer-nya yang tidak biasa. Dalam mode daring, Anda dapat memanfaatkan struktur yang dibangun oleh pemain lain tanpa harus berinteraksi langsung. Sensasi saling membantu dalam kesendirian inilah yang menjadi inti daya tarik sosial DEATH STRANDING 2—sebuah bentuk koneksi tak kasat mata yang tetap hangat terasa.
Cargo and the Mission
Mayoritas misi dalam DEATH STRANDING 2 tetap mengusung inti khasnya: mengantarkan kargo dari titik A ke titik B, namun kali ini dengan variasi kondisi dan tantangan yang lebih kompleks. Misi terbagi menjadi beberapa jenis, yakni Main Orders yang menggerakkan alur cerita utama, serta Standard Orders dan Sub Orders yang bersifat opsional namun bermanfaat.
Menyelesaikan misi-misi tambahan ini akan memperluas jangkauan Chiral Network sekaligus menghadiahkan berbagai reward menarik—mulai dari blueprint perlengkapan dan senjata baru, hingga item koleksi seperti dekorasi atau musik yang dapat Anda dengarkan sambil mengiringi perjalanan.
Keberhasilan pengiriman sangat bergantung pada kecepatan, efisiensi, dan kondisi fisik kargo. Kargo dapat mengalami kerusakan akibat guncangan, terjatuh, terbentur batu, atau bahkan terkena hujan Timefall yang mempercepat degradasi material. Untuk menghindari kerusakan total, Anda dapat menggunakan Repair Spray yang tersedia sejak awal permainan untuk memulihkan kondisi barang. Baik kargo yang dikirim langsung maupun yang ditemukan sebagai Lost Cargo akan dinilai berdasarkan performa pengiriman dan memberikan reward dari klien.
Dalam DEATH STRANDING 2 ini, setiap keberhasilan misi juga memberikan semacam experience point yang dapat digunakan untuk membuka Skill Tree. Setiap skill memberikan efek pasif yang daapt meningkatkan kemampuan Sam, baik dalam hal eksplorasi maupun combat. Elemen RPG ini menambahkan lapisan strategi baru, memperkaya pengalaman bermain dan memberi insentif kuat untuk menjalankan berbagai misi hingga ke yang tersulit sekalipun.
Micro-manage Cargo sangatlah penting dalam game ini, karena Anda akan sangat sering melewati wilayah yang dipenuhi oleh musuh menuju tempat tujuan pengiriman. Jika Anda tidak yakin untuk menghadapi mereka, ada baiknya Anda menghindari pertarungan frontal secara langsung, agar cargo yang Anda bawa tidak mengalami risiko rusak atau tertinggal, karena pada dasarnya tugas utama Anda adalah mengantar kargo pesanan menuju lokasi tujuan dalam kondisi aman.
Combat
Banyak yang menyebut Death Stranding sebagai “walking simulator”, dan sejujurnya, anggapan itu tak sepenuhnya salah. Sebagian besar waktu memang akan Anda habiskan dengan melakukan perjalanan, baik dengan berjalan kaki, menaiki kendaran ataupun mendaki, sambil tetap menjaga keseimbangan kargo. Tapi menganggapnya hanya sebatas itu jelas mengecilkan ambisi dan kompleksitas gamenya—terutama dalam DEATH STRANDING 2, di mana aspek combatnya mengalami peningkatan yang signifikan.
Combat kini terasa berjalan lebih cepat, dinamis, dan taktis. Anda bebas memilih antara pendekatan frontal atau strategi gerilya ala stealth yang senyap dan presisi. Bahkan, pertempuran bisa dilakukan dari atas kendaraan, lengkap dengan senjata otomatis yang secara cerdas menyerang musuh dalam jangkauan. Fleksibilitas pun semakin terasa lewat sistem pergantian senjata instan, serta kemampuan memasang jebakan untuk menghadapi kelompok musuh sekaligus.
Musuh yang dihadapi kini lebih beragam—mulai dari BTs yang muncul di area Timefall; Armed Survivalists, eks-kurir fanatik yang mengincar kargo Sam; hingga ancaman baru: Ghost Mechs, pasukan robot mematikan di bawah kendali sang villain utama.
Untuk melawan mereka, Anda dibekali senjata api seperti pistol, rifle, shotgun, dan granat, serta senjata jarak dekat seperti twin rod dan blade. Setiap senjata diklasifikasikan sebagai Lethal atau Non-Lethal—dan di dunia yang sudah rapuh ini, membunuh bukan pilihan bijak. Sebab, kematian manusia yang tidak segera dikremasi dapat memicu Voidout—ledakan dahsyat seukuran bom atom yang dapat mengubah area sekitarnya menjadi kawah tak terjangkau.
Inilah sebabnya mekanik non-lethal bukan sekadar fitur—melainkan pilihan moral dan strategis yang akan lebih banyak memudahkan perjalanan Anda daripada membunuh musuh.
Seiring progres cerita, Anda akan membuka upgrade senjata dengan damage lebih besar, serta arsenal baru seperti Blood Boomerang, senjata khusus untuk memutus tali pusar BTs secara diam-diam. Yang paling mencengangkan? Kini Anda bisa menangkap monster BT raksasa dan melakukan summon untuk bertarung di pihak Anda—menjadikan setiap konfrontasi dan pertarungan menjadi pertunjukan yang seru dan epik!
World & Characters
Memaknai ulang arti hubungan antar manusia di tengah dunia yang hening dan porak-poranda pasca-apokalips adalah sesuatu yang nyaris mustahil ditemukan di game lain. DEATH STRANDING 2 menjadikan perjalanan sebagai metafora kehidupan itu sendiri—sunyi, menantang, penuh harapan dan arti kehilangan, bahwa kematian bukanlah akhir dari segalanya.
Kali ini, benua Australia menjadi panggung utama, menawarkan ragam lanskap yang megah: dari reruntuhan kota yang sunyi, gurun pasir membentang luas, hutan liar bertabur sungai dan bebatuan, hingga pegunungan salju yang menjulang. Semua dibalut dalam sistem cuaca dinamis dan siklus siang-malam yang begitu realistis, bahkan dilengkapi dengan bencana alam seperti gempa, banjir, dan tanah longsor yang tentu saja akan mempengaruhi perjalanan Anda. Anda dituntut untuk kreatif dan solutif untuk dapat mengatasi keadaaan yang dapat berubah secara tiba-tiba.
Selama perjalanan, Sam ditemani oleh Baby Lou atau BB-28, yang dapat membantu Sam untuk mendeteksi keberadaan mahluk BTs. Lou dapat berinteraksi dengan Sam melalui berbagai kondisi: dia akan mulai gelisah saat mendeteksi BT, menangis jika Sam sedang berusaha lepas dari cengkeraman BT atau menenangkannya tiap kali Sam jatuh. BB juga dapat tertawa saat melakukan hal yang dianggapnya lucu dan menghibur.
Selain BB, terdapat beberapa karakter NPC yang berhubungan dengan Sam melalui Chiral Network atau bertatap muka langsung. Selain kembalinya karakter-karakter di di game pertamanya seperti Fragile (Lea Seydoux), Deadman (Guillermo de Toro), dan Higgs (Troy Baker), kali ini Anda juga bertemu dengan karakter-karakter baru yang menarik dan hampir semuanya memiliki kekuatan DOOMS, seperti Dollman (Fatih Akin), Tarman (George Miller), Rainy (Shioli Kutsuna) dan tentu saja Tomorrow (Elle Fanning), serta satu karakter misterius yang diperankan oleh Luca Marinelli. Kehadiran mereka tentu saja menambah aspek cerita yang lebih dalam, dan tampaknya selera Hideo Kojima dalam memilih casting terasa sangat tepat.
Social Strand
Kojima memperkenalkan sebuah sistem sosial baru bernama “Social Strand”, sebuah fitur dimana saat Anda terhubung oleh koneksi internet dengan para pemain lainnya dalam satu server Chiral Network, Anda dapat saling membantu untuk membangun tangga, tali, Generator, Timefall Shelter, Safe House dan bangunan PCC lainnya, hingga membangun jalan raya yang cukup panjang dan membantu mempercepat perjalanan Sam saat menggunakan kendaraan. Kali ini, para NPC pun juga dapat menggunakan Social Strand layaknya seperti social media, dan membagikan informasi ataupun feedback dari apa yang telah dilakukan Sam.
Setiap pemain diberi opsi untuk memberikan “Like” kepada alat atau bangunan yang menurut Anda sangat berguna. Kita juga bisa memperbaiki para bangunan PCC agar umurnya lebih panjang, karena seiring waktu dan cerita, mereka akan terkena efek Timefall. Hal ini membuat gameplay game terasa menjadi lebih mudah, namun tergantung seberapa rajin Anda dan para pemain lain membangun struktur dalam satu Chiral Network tersebut.
Presentation
Visual
Mengandalkan Decima Engine racikan Guerilla Games—yang sebelumnya tampil luar biasa di game Horizon Zero Dawn dan Forbidden West—DEATH STRANDING 2 tampil memukau sebagai salah satu game dengan kualitas visual terbaik di era PlayStation 5 ini. Mulai dari detail wajah dan rambut Sam dan karakter pendukung lainnya, hingga tekstur seragam, kendaraan, serta lanskap dunia yang terbentang begitu luas dan fotorealistis, semuanya tampak hidup. Di momen awal permainan pun, Anda langsung disambut dengan panorama alam yang memukau; transisi dari gameplay ke cutscene berlangsung mulus tanpa hambatan, seolah Anda sedang menonton sebuah film interaktif.
Permainan terasa benar-benar menguras seluruh potensi hardware dan visual PS5, terutama saat dimainkan di layar OLED—di mana setiap pantulan cahaya, gerakan air sungai, hingga pergerakan partikel debu terasa nyata. Tak heran jika Photo Mode menjadi salah satu fitur favorit untuk menangkap keindahan dunia yang ditawarkan. Anda juga disuguhi dua opsi visual: Quality Mode untuk resolusi detail dengan frame rate 30fps, dan Performance Mode untuk performa yang lebih stabil. Sayangnya, belum ada mode khusus bagi pengguna PlayStation 5 Pro, berbeda dengan game lain seperti Stellar Blade yang menawarkan preset tambahan khusus perangkat tersebut.
Tak kalah mengesankan, loading time berjalan sangat cepat. Transisi area—misalnya ketika memasuki wilayah BT atau musuh bandit—dikelola dengan animasi perlambatan singkat yang terintegrasi secara alami. Bahkan, Decima Engine unjuk gigi saat daratan bisa berubah seketika menjadi zona BT atau Ketika bencana alam terjadi secara real-time, memperlihatkan betapa dinamisnya dunia yang Kojima dan timnya ciptakan
Audio
Dari sisi artistik, DEATH STRANDING 2 tak hanya memanjakan mata, tapi juga telinga. Deretan aktor top seperti Norman Reedus, Troy Baker, hingga Elle Fanning bukan sekadar bintang tamu—tapi jiwa dari kisah yang dibangun. Animasi ekspresi wajah dan gerakan setiap karakter terasa sangat realistis, selevel dengan standar film animasi kelas dunia garapan Disney atau Pixar.
Cutscene dalam setiap episode disusun bak rangkaian fragmen sinematik, diperkaya audio yang emosional dan komposisi musik yang kuat. Woodkid dan Ludvig Forssell kembali meramu latar suara dan original soundtrack yang menyihir, dengan “To The Wilder” menjadi salah satu lagu yang paling membekas di kepala kami.
Value
Setelah menamatkan belasan episode dalam waktu kurang lebih 50 jam, dan disuguhkan ending sinematik yang penuh emosi, pertanyaan besar pun muncul: apakah perjalanan Sam benar-benar berakhir? Tentu saja tidak.
DEATH STRANDING 2, setia pada roh petualangannya, tak lantas menutup pintu setelah credits bergulir. Justru di sanalah babak baru dimulai. Setelah credit selesai, Anda akan dikejutkan oleh sebuah adegan post-credits yang mencengangkan—dan tergantung dari sudut pandang Anda, adegan ini dapat menyingkap potensi konflik lanjutan atau sekadar memberikan penutup yang penuh makna.
Setelah menamatkan cerita utama, Anda diberi kebebasan untuk melanjutkan misi-misi yang belum terselesaikan: mengantar kargo yang tertunda, membangun struktur tambahan, memperluas jangkauan Chiral Network, atau sekadar menjelajah untuk mengabadikan keindahan dunia lewat Photo Mode. Bagi para completionist dan trophy hunter, ini adalah saat yang tepat untuk menyapu bersih sisa tantangan—mengumpulkan blueprint, collectible, dan menyempurnakan statistik pengiriman demi mencapai rating tertinggi.
Menariknya, bagi mereka yang hanya ingin menyelami ceritanya tanpa tekanan pertempuran, tersedia Story Mode, yang memungkinkan Anda melewati pertarungan boss untuk menikmati narasi secara utuh tanpa hambatan. Ini membuktikan bahwa DEATH STRANDING 2 tidak memaksa cara main tertentu, melainkan memberi ruang bagi setiap tipe pemain untuk memilih jalannya sendiri.
Dan satu hal yang tak bisa diabaikan: sebagai game single player berbasis konektivitas online, waktu memainkan game ini justru krusial sejak hari pertama. Karena struktur dan bangunan yang dibuat pemain lain akan perlahan menghilang—terhapus oleh efek Timefall. Maka, bermain saat komunitas masih aktif berarti Anda turut merasakan denyut hidup dunia DEATH STRANDING 2, di mana koneksi antarpemain terasa nyata meski tak pernah saling bertatap muka.
Conclusions
Dalam lanskap video game modern yang semakin dibanjiri dengan ledakan efek visual dan gameplay serba cepat, DEATH STRANDING 2 berdiri sebagai pengecualian yang berani—sebuah perjalanan sunyi yang mengajak kita untuk merenungkan kembali arti dari koneksi, kesendirian, dan tanggung jawab sebagai manusia. Ia bukan hanya game tentang membawa kargo, tetapi tentang membawa harapan di dunia yang tercerai-berai, dan tentang bagaimana setiap langkah kecil sekalipun dapat menciptakan jejak yang berarti.
Kelebihan utamanya terletak pada dunia yang menawan secara visual, desain sinematik yang berkelas, dan kedalaman ceritanya yang kini terasa lebih to the point dan seakan memutus semua pertanyaan-pertanyaan yang timbul. Perpaduan fiksi ilmiah dengan refleksi filosofis dari seorang Hideo Kojima, yang terasa mengajak kita untuk merenungi pilihan-pilihan hidup yang telah diambil.
Penggunaan Decima Engine menghadirkan detail teknis luar biasa, dari ekspresi wajah karakter hingga transisi halus antar adegan, menciptakan imersi setara film berkualitas tinggi. Sementara aspek gameplay menghadirkan harmoni unik antara logistik, strategi, dan eksplorasi—membuat setiap keputusan pemain terasa signifikan. Sistem pertarungan pun kini hadir lebih tajam dan dinamis, menyuntikkan adrenalin tanpa mengorbankan identitas inti gamenya.
Perlu diakui bahwa tidak semua pemain akan menemukan kenyamanan dalam ritme permainan yang lambat dan kontemplatif. Struktur misi yang repetitif, terutama dalam pengantaran kargo, bisa terasa monoton bagi mereka yang menginginkan aksi konstan. Ketidakhadiran mode khusus untuk PS5 Pro juga menjadi catatan minor dalam aspek teknis yang nyaris sempurna. Namun mungkin, justru di situlah kekuatan terbesar DEATH STRANDING 2 dalam keberaniannya untuk tidak memuaskan semua orang.
DEATH STRANDING 2: ON THE BEACH adalah sebuah mahakarya yang berhasil meninggalkan kesan mendalam bagi kami. Ia tidak mengejar kesenangan instan, melainkan menawarkan pengalaman penuh makna bagi mereka yang bersedia melangkah perlahan, mendengarkan dunia yang sepi, dan merayakan keheningan yang penuh cerita. Bukan game untuk semua orang—tetapi bagi mereka yang siap menerima pesannya, ini adalah perjalanan yang bisa membekas jauh setelah konsol dimatikan.
+ Jalan cerita yang kompleks dan sulit ditebak
+ Narasi yang lebih mudah dipahami
+ Kualitas visual luar biasa detail dan natural
+ Ekspresi wajah karakter terasa hidup
+ Memaksimalkan seluruh potensi PS5
+ Fitur DualSense yang dimanfaatkan dengan baik
+ Waktu Loading hampir instan
+ Gameplay mengalami peningkatan signifikan
+ Jenis perlengkapan dan persenjataan lebih bervariasi
+ Kualitas audio yang imersif
+ Deratan soundtrack yang membekas di kepala
+ Kepiawaian para aktornya menjalankan peran
+ Elle Fanning sebagai Tomorrow
+ Shioli Kutsuna sebagai Rainy
- Misi repetitif bisa jadi Deal-breaker bagi Anda yang cepat bosan
- Tidak ada opsi visual khusus untuk PS5 Pro